Riddle: Don’t Touch The Wall

a debut riddle by slmnabil

based on prompt by Brian A Klems

~

You wake up one morning and find that you aren’t in your bed; you aren’t even in your room. You’re in the middle of a giant maze. A sign is hanging from the ivy:

“You have one hour. Don’t touch the wall.”

---

Lee Taeyong curiga kalau diam-diam ia adalah seorang psikosis.

Apakah benang-benang dalam isi tengkoraknya semerawut, tercerai berai, atau malah putus ia tidak begitu yakin. Pokoknya jelas ada yang salah, entah itu alur pikirannya maupun iris mata yang terbalik saat ia memejam.

Ini sinting.

Taeyong bahkan tidak tahu di permukaan seperti apa tepatnya ia berbaring. Dingin, keras, jelas kotor karena aromanya busuk. Epidermis buku-buku jemarinya beradu dengan permukaan lengket dan berminyak. Kalian tidak akan sanggup membayangkannya. Singkat kata: menjijikan.

Taeyong masih ingat dia hanya duduk di depan layar plasma semalaman dan mengarahkan sebuah rekaan manusia untuk memanjat, berkelahi dengan beberapa penduduk asli, dan kalah. Setelah itu guyuran air hangat dan aroma citrus memanjakannya sebelum menggulung di bawah selimut.

Ia masih merasakan butiran-butiran penuh mengaliri rangkanya yang lelah. Tapi serius, jejak-jejak aktual dari semuanya sama sekali tak ada.

Akhirnya ia bangkit melawan gravitasi. Mendapati dirinya berada di tengah-tengah dinding panjang yang tidak tahu penampakan ujung-ujungnya, tentu bukan ide yang menguntungkan. Oke, apakah aroma citrus-nya akan kembali jika Taeyong bilang ia terbangun di dalam sebuah labirin jorok? Mustahil.

Ia benar-benar hampir edan.

Dilemparkan ke luar galaksi sepertinya lebih menjanjikan karena siapa yang tahu kalau-kalau ada astronaut nyasar dan alien yang ternyata memang benar keberadaannya, mungkin mereka akan menyambut manusia tersesat untuk singgah.

Taeyong bisa mati penasaran mengingat dirinya tiba-tiba berada dalam lorong tanpa instruksi jelas. Dan ia ingin bualan lolos dari gerahamnya saat deret aksara terpatri secara alfabetis di dahan pohon ivy.

Kau punya satu jam, jangan sentuh dindingnya.

“Dan kalau aku sentuh kau mau apa?” Itu yang menggaung di selang waktu berikutnya.

Taeyong penasaran apakah kebetulan ia sedang dijahili atau diberi kejutan ulang tahun. Tapi April Mop sudah lewat dan ia tidak sedang dalam hari pertambahan usia. Jadi ceritanya dia tersesat, nih, di labirin tanpa penghuni? Makhluk astral pun bolehlah muncul kalau mereka menghendaki.

Tapi masalahnya ia memang soliter, bunuh diri sekalipun tidak akan membantu kecuali ingin membusuk tanpa kawan. Kebetulan ada satu prinsip yang selalu Taeyong pegang dalam keadaan terdesak. Begini bunyinya: pasti ada suatu makna tersembunyi di balik satu-satunya petunjuk.

Jangan sentuh dindingnya dia bilang? Oke, kita taruhan siapa yang bakal menang.

Nah, kan, permainannya jadi tidak seru.

—end.