Aku, Es Teh Manis, dan Sesekali Dia

IMG_1388.jpg

credit pict: here

by aminocte

Aku dan es teh manis adalah belahan jiwa. Namun, dia tiba-tiba datang mengacaukan semuanya.

“Es teh manis lagi?”

Aku mengangguk dengan senyum salah tingkah saat sesosok laki-laki bertubuh jangkung menghampiriku di kantin. Dia adalah teman kuliah yang kusukai tetapi sepertinya menyukai gadis lain. Orang-orang menganggap dia keras dan dingin, macam es batu. Namun, di depanku, dia keras dan manis, seperti bongkahan gula pasir yang akan larut dalam hatiku. Ehm, maksudku, bongkahan gula pasir akan larut dalam teh panas. Ya, ‘kan? Jangan biarkan aku tenggelam dalam kalimat gombal yang kubuat sendiri.

Dia membalas dengan senyuman, sesuatu yang jarang sekali kuamati dari wajahnya.

“Kamu nggak bosan minum itu terus?”

Bagaimana mungkin aku akan bosan dengan es teh manis, yang notabene adalah soulmate-ku, belahan jiwaku? Semua orang yang mengenalku, bahkan laki-laki di hadapanku ini pun mengatakan begitu. Yah, mungkin dia lupa.

“Nggaklah. Kita, ‘kan, soulmate. Bukannya kamu sendiri yang bilang waktu itu?” tanyaku tanpa menatap wajahnya. Mataku sibuk mengamati bongkahan es kristal di dalam gelas. Jumlahnya tiga, dan ketiga-tiganya sama-sama heboh saat beradu dengan gelas kaca.

“Tunggu, kita di sini refers to aku dan kamu? Memangnya aku pernah bilang begitu?”

Aku menggeleng. Bukan karena aku tidak paham bahasa Inggris yang ia gunakan. Setidaknya, aku tahu bahwa refers to berarti maksudnya.

“Bukan. Maksudnya aku dan… es teh manis. Tentu saja aku dan es teh manis. Hahaha.”

Tawaku terdengar garing seperti keripik singkong. Mungkin juga sumbang seperti kaleng usang yang dipukul sembarangan. Mana mungkin aku dan dia teman sehati? Teman separuh hati, sih, mungkin. Aku saja yang menganggap dia teman sehati di masa depan, dia tidak.

“Kalau begitu, harusnya kamu tadi bilang, ‘kami adalah soulmate’. Bukan kita.”

Aku tahu persis perbedaan keduanya. Namun, entah otakku yang mendadak khilaf atau lidahku yang tidak selaras lagi dengan otak, aku malah bertanya, “Memangnya kami dan kita itu berbeda?”

Duh, wajahku pasti terlihat tolol sekarang. Dalam beberapa menit ke depan, dia akan menceramahiku soal penggunaan kata ganti orang pertama jamak. Kami berarti kata ganti untuk orang yang berbicara, sedangkan kita melibatkan lawan bicara.

Benar, ‘kan?

Namun, dia justru menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya dengan perlahan. Wajahnya tampak tegang.

“Ah, tidak penting membahas itu sekarang. Aku yakin kamu sebenarnya tahu. Hanya ingin mengingatkanmu supaya berhati-hati.”

“Berhati-hati dalam memilih kata ganti orang pertama jamak? Iya, aku tahu. Walaupun mirip, kami dan kita itu berbeda, ‘kan?”

Buru-buru, aku menyedot minumanku, yang terasa lebih dingin daripada seharusnya.

“Bukan begitu-“

“Jadi?”

“Kamu tahu, ‘kan, es teh manis mengandung gula? Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan diabetes mellitus.”

Ya, aku tahu. Paling kurang takarannya dua sendok teh gula pasir untuk segelas teh manis. Sedangkan es teh manis yang kuminum sekarang sepertinya lebih manis daripada itu.

“Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi teh juga menyebabkan osteoporosis.”

Eh?

“Karena teh mengandung kafein, dan seperti yang mungkin sudah kamu tahu, kafein menurunkan penyerapan kalsium di dalam tubuh.”

Ucapannya memang terdengar seperti ceramah bercampur iklan produk pengganti gula, tetapi tidak masalah. Aku justru harus berterima kasih kepadanya.

“Terima kasih karena sudah mengingatkanku.”

Ia tersenyum setengah. “Kamu yakin mau berterima kasih padaku? Aku baru saja mencoba memisahkan kalian berdua. Maksudku, kamu dan minumanmu itu.”

Atau tidak.

fin

  • Halo, perkenalkan namaku Ami. Senang bisa berada di sini.
  • Judul ini terinspirasi dari subjudul Tokyo Tower, sebuah buku karya Lily Franky: Okan to Boku to Tokidoki Oton. Kurang lebih terjemahannya adalah ‘Ibu, aku, dan kadang-kadang ayah’. Aku belum pernah baca bukunya, hanya pernah menonton drama adaptasinya (itu pun belum selesai).
  • Salam kenal semuanya! Selamat membaca dan mohon kritik dan sarannya :).

35 thoughts on “Aku, Es Teh Manis, dan Sesekali Dia

  1. Cheery says:

    Gemaassss lucu bangeeeettt!! Modus modus ngegombal terselubung.
    Salam kenal Kak Ami~
    Ehm, oiya Kak(?) Ami Itu kayaknya ada typo di paragraf “ah, tidak penting membahas itu sekarang” tanda petiknya ada tiga hehe

    Like

    • aminocte says:

      Hai nabil, iya, ada bedanya antara kami dan kita. Dan yah, aku nggak bisa bikin yang romantis jadinya kode kode gitu deh. Terima kasih yaa

      Like

  2. cherryelf says:

    Hello Ami,
    Baru sempet mampir ke mari langsung tancap ke post an Ami. Kalau ga ingetanku ga buruk, kita pernah ketemu di Saladbowl ya?
    Penggunaan kita dan kami di Korea ‘Uri’ juga unik ya. Artinya bisa jadi kepemilikan kami, kita, atau aku.
    Sebenernya aku juga punya seolmate, chocolateee! kkk

    Like

    • aminocte says:

      Hai Cherry, iya, kita pernah ketemu di Saladbowl juga 🙂 Senang bisa bertemu lagi 🙂
      Benar sekali, penggunaan kita dan kami di Korea unik, satu kata bisa jadi 3 arti. Wah, kalau soulmate-ku apa, ya? Mungkin vanilla atau caramel 😀

      Like

  3. S. Sher says:

    PARAH. Diabetes juga ini aku baca fiksi kakak.

    Eh tapi malah inget pas ospek selalu berusaha gak keceplosan, “Kak, kita harusnya,” tapi make “Kak, kami…” ((apa ini)).

    Tapi aku suka banget kak ceritanya. Ini antara fiksi buat orang inggris yang minum teh terus atau romansa Aku sama teh manis, yang Dia jadi ornag ketiga LOL. Dua paragraf terakhirnya nice 👍👍👍

    Like

    • aminocte says:

      Waduh, jangan dong Sher, jangan sampai diabetes..:D
      Terima kasih ya, Sher, padahal aku justru nggak pede sama paragraf terakhir itu. Iyah, orang Inggris identik dengan teh, ya? 🙂

      Like

  4. YantiNurhida says:

    suka deh, manis ceritanya Kayak gula batu.. hee
    apa benar teh bisa bikin osteoporosis? wah, padahal aku suka banget lo minum teh manis segelas besar setiap hari… 🙂

    Like

    • aminocte says:

      Aku jadi ikutan senang karena ceritanya bisa dinikmati.
      Iya, aku baru tahu informasinya kalau terlalu banyak minum teh bisa menurunkan kepadatan tulang. Sayangnya aku belum tahu berapa batasan yang masih tergolong aman.

      Like

  5. nabissori says:

    Ringan dan manis, fiksinya persis kayak es teh(?). Aku suka 😀
    Omong-omong, aku suka banget minum kopi, seenggaknya segelas sehari. Kira-kira efeknya sama nggak ya? Kan sama-sama mengandung kafein tuh, aku jadi khawatir 😐
    Salam kenal, kak Ami. Panggil aja aku Bi, line 99. Aku suka cerita kakak, aku tunggu karya lainnya, ya 😀

    Like

    • aminocte says:

      Halo, Bi, salam kenal ya. Terima kasih sudah suka ceritaku 🙂
      Kalau dari kandungan kafein kayaknya efeknya sama, deh, Bi. Tetapi kalau selagi masih dalam batasan aman, sepertinya tidak masalah 🙂

      Like

  6. Oliver says:

    Selamat datang Kak Ami wah tulisanmu gemas sangatt lama lama aku bisa diabetes bacanya:”) ini keren! Aku gak tau harus komen apa lagi bahahaha intinya aku harus langganan ficnya Kak Ami nih mulai dari sekarang.

    Luvss, mala ❤

    Like

  7. Hani says:

    halooo kak ami! selamat bergabung dengan WS!

    pertama, aku ngiler liat posternyaaa. jadi pingin minum es teh kan, apalagi sambil makan bakso gitu. enak kali yha ((gak)). setuju juga sama kakput, fiksinya informatif sekaliii. mulai dari perkara kebahasaan sampe medis eheheh. terus aku kok suka sih sama karakter ‘kamu’ entah kenapa. dia modelnya yang iseng tapi unyu gitu :3

    lalu endingnya…AHAHAHAH. tokoh ‘aku’ ini beneran aku bangeett. secara aku juga pecinta teh eheheh (emang siapa sih yang nggak suka teh?). mau dipisahin dengan cara apapun pasti gabakal bisaa XD

    keep writing yaa kak ami! semangaaat! ❤

    Like

    • aminocte says:

      Halo, Hani, terima kasih atas sambutannya..hahaha. Iya, mudah-mudahan bermanfaat ya. Aku juga suka teh es *toss*.
      Siaapp, makasih ya 🙂

      Like

  8. jungsangneul says:

    Aku gagal paham inti ceritanya di mana. Bacanya cuma bisa ngangguk-ngangguk tapi ngga ngerti huhu T.T mungkin karena aku orangnya ngga peka, jadi ngga bisa paham masalah kode-kodean gitu /ditendang/

    Tapi informasi yg ada di situ cukup menarik deh. Soalnya aku baru tahu hihi ternyata ngga boleh banyak-banyak minum teh ya. Semangat meningkatkan kualitas tulisan ya, kak ami. mudah-mudahan lain waktu aku pahak hiks

    Like

    • aminocte says:

      Hey, it’s okay, Niswa. Mudah-mudahan lain kali aku bisa menghadirkan cerita yang lebih baik lagi 🙂
      Kode-kodenya.. haha, karena si Aku naksir si Dia, tapi dia salah ngomong ‘kita’, padahal si Dia nggak pernah merasa kalau dirinya dan si Aku adalah soulmate 😀

      Liked by 1 person

    • jungsangneul says:

      Oalah yang itu aja ta? Aku kirain ada lagi kak. Kalo yang kode itu aku paham. Sipsip semangat kak!

      Like

  9. aeyoungiedo says:

    hai kak Ami, aku Ifa^^
    wah, selamat datang ya 🙂
    omong-omong, aku malah baru tahu loh kalo ‘kami’ sama ‘kita’ itu mengandung makna yang berbeda loh. Thanks udhah ngingetin kak~

    Like

  10. Ms. Pang says:

    KA AMI WELKAAAAMMMMM!
    Ka aku jadi aus ngebayangin es teh pengen peluk freezer :’
    Wah asli ini sarat ilmu dari bahaya es teh sampe kami-kita thankies so muchies Ka Amiiii ❤

    Congrats on your debut yhaaaa ❤

    Like

  11. Primrose Deen says:

    Halo, Kak Ami! Aku di siniiiiiii! ♡
    Aku baca tulisan pertama Kak Ami di sini dulu, ya. Nanti baru lanjut baca ke cerita selanjutnya. XD

    GEMES SAMA COWOKNYA KAK HAHAHAHAHA semacam banyak omong tapi cute hahaha
    Kalau aku jadi ceweknya, pasti udah kepengin bilang “Shut up and I want you to be my soulmate instead of this stupid iced tea.” XD

    Kak Ami tulisannya rapi banget. Enak dibacanya, Kak. I’ll make sure to read your other stories. ♥

    Liked by 1 person

Leave a comment