credit pict: here
by aminocte
Aku dan es teh manis adalah belahan jiwa. Namun, dia tiba-tiba datang mengacaukan semuanya.
“Es teh manis lagi?”
Aku mengangguk dengan senyum salah tingkah saat sesosok laki-laki bertubuh jangkung menghampiriku di kantin. Dia adalah teman kuliah yang kusukai tetapi sepertinya menyukai gadis lain. Orang-orang menganggap dia keras dan dingin, macam es batu. Namun, di depanku, dia keras dan manis, seperti bongkahan gula pasir yang akan larut dalam hatiku. Ehm, maksudku, bongkahan gula pasir akan larut dalam teh panas. Ya, ‘kan? Jangan biarkan aku tenggelam dalam kalimat gombal yang kubuat sendiri.
Dia membalas dengan senyuman, sesuatu yang jarang sekali kuamati dari wajahnya.
“Kamu nggak bosan minum itu terus?”
Bagaimana mungkin aku akan bosan dengan es teh manis, yang notabene adalah soulmate-ku, belahan jiwaku? Semua orang yang mengenalku, bahkan laki-laki di hadapanku ini pun mengatakan begitu. Yah, mungkin dia lupa.
“Nggaklah. Kita, ‘kan, soulmate. Bukannya kamu sendiri yang bilang waktu itu?” tanyaku tanpa menatap wajahnya. Mataku sibuk mengamati bongkahan es kristal di dalam gelas. Jumlahnya tiga, dan ketiga-tiganya sama-sama heboh saat beradu dengan gelas kaca.
“Tunggu, kita di sini refers to aku dan kamu? Memangnya aku pernah bilang begitu?”
Aku menggeleng. Bukan karena aku tidak paham bahasa Inggris yang ia gunakan. Setidaknya, aku tahu bahwa refers to berarti maksudnya.
“Bukan. Maksudnya aku dan… es teh manis. Tentu saja aku dan es teh manis. Hahaha.”
Tawaku terdengar garing seperti keripik singkong. Mungkin juga sumbang seperti kaleng usang yang dipukul sembarangan. Mana mungkin aku dan dia teman sehati? Teman separuh hati, sih, mungkin. Aku saja yang menganggap dia teman sehati di masa depan, dia tidak.
“Kalau begitu, harusnya kamu tadi bilang, ‘kami adalah soulmate’. Bukan kita.”
Aku tahu persis perbedaan keduanya. Namun, entah otakku yang mendadak khilaf atau lidahku yang tidak selaras lagi dengan otak, aku malah bertanya, “Memangnya kami dan kita itu berbeda?”
Duh, wajahku pasti terlihat tolol sekarang. Dalam beberapa menit ke depan, dia akan menceramahiku soal penggunaan kata ganti orang pertama jamak. Kami berarti kata ganti untuk orang yang berbicara, sedangkan kita melibatkan lawan bicara.
Benar, ‘kan?
Namun, dia justru menarik napas panjang, kemudian mengembuskannya dengan perlahan. Wajahnya tampak tegang.
“Ah, tidak penting membahas itu sekarang. Aku yakin kamu sebenarnya tahu. Hanya ingin mengingatkanmu supaya berhati-hati.”
“Berhati-hati dalam memilih kata ganti orang pertama jamak? Iya, aku tahu. Walaupun mirip, kami dan kita itu berbeda, ‘kan?”
Buru-buru, aku menyedot minumanku, yang terasa lebih dingin daripada seharusnya.
“Bukan begitu-“
“Jadi?”
“Kamu tahu, ‘kan, es teh manis mengandung gula? Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan diabetes mellitus.”
Ya, aku tahu. Paling kurang takarannya dua sendok teh gula pasir untuk segelas teh manis. Sedangkan es teh manis yang kuminum sekarang sepertinya lebih manis daripada itu.
“Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi teh juga menyebabkan osteoporosis.”
Eh?
“Karena teh mengandung kafein, dan seperti yang mungkin sudah kamu tahu, kafein menurunkan penyerapan kalsium di dalam tubuh.”
Ucapannya memang terdengar seperti ceramah bercampur iklan produk pengganti gula, tetapi tidak masalah. Aku justru harus berterima kasih kepadanya.
“Terima kasih karena sudah mengingatkanku.”
Ia tersenyum setengah. “Kamu yakin mau berterima kasih padaku? Aku baru saja mencoba memisahkan kalian berdua. Maksudku, kamu dan minumanmu itu.”
Atau tidak.
fin
- Halo, perkenalkan namaku Ami. Senang bisa berada di sini.
- Judul ini terinspirasi dari subjudul Tokyo Tower, sebuah buku karya Lily Franky: Okan to Boku to Tokidoki Oton. Kurang lebih terjemahannya adalah ‘Ibu, aku, dan kadang-kadang ayah’. Aku belum pernah baca bukunya, hanya pernah menonton drama adaptasinya (itu pun belum selesai).
- Salam kenal semuanya! Selamat membaca dan mohon kritik dan sarannya :).
Congratulation on your first post and being an author here, dear aminocte. Semoga betah.
Q.
LikeLike
Thank you so much, kak Q 🙂
LikeLike
Gemaassss lucu bangeeeettt!! Modus modus ngegombal terselubung.
Salam kenal Kak Ami~
Ehm, oiya Kak(?) Ami Itu kayaknya ada typo di paragraf “ah, tidak penting membahas itu sekarang” tanda petiknya ada tiga hehe
LikeLike
Hai Cheery, aku 94 line, jadi umm.. aku juga nggak tahu siapa yang lebih tua di antara kita *duh* Salam kenal yaa
Terima kasih ya, iyah modus-modus terselubung nih. Sudah kuperbaiki typo-nya, terima kasih sekali lagi.
LikeLike
Sama-sama Kak Ami, aku dari garis 97 :))
LikeLiked by 1 person
Kubarutau penggunaan kita dan kami ternyata beda ya ehe 😁selamat datang kak amiii 👋ceritanya kode kode asik gimana gitu yaa~
LikeLike
Hai nabil, iya, ada bedanya antara kami dan kita. Dan yah, aku nggak bisa bikin yang romantis jadinya kode kode gitu deh. Terima kasih yaa
LikeLike
Hello Ami,
Baru sempet mampir ke mari langsung tancap ke post an Ami. Kalau ga ingetanku ga buruk, kita pernah ketemu di Saladbowl ya?
Penggunaan kita dan kami di Korea ‘Uri’ juga unik ya. Artinya bisa jadi kepemilikan kami, kita, atau aku.
Sebenernya aku juga punya seolmate, chocolateee! kkk
LikeLike
Hai Cherry, iya, kita pernah ketemu di Saladbowl juga 🙂 Senang bisa bertemu lagi 🙂
Benar sekali, penggunaan kita dan kami di Korea unik, satu kata bisa jadi 3 arti. Wah, kalau soulmate-ku apa, ya? Mungkin vanilla atau caramel 😀
LikeLike
Reblogged this on Town of Stories and commented:
Judulnya mirip dengan salah satu cerita yang pernah kuposting di sini, tapi percayalah, temanya jauh berbeda 😀
LikeLike
PARAH. Diabetes juga ini aku baca fiksi kakak.
Eh tapi malah inget pas ospek selalu berusaha gak keceplosan, “Kak, kita harusnya,” tapi make “Kak, kami…” ((apa ini)).
Tapi aku suka banget kak ceritanya. Ini antara fiksi buat orang inggris yang minum teh terus atau romansa Aku sama teh manis, yang Dia jadi ornag ketiga LOL. Dua paragraf terakhirnya nice 👍👍👍
LikeLike
Waduh, jangan dong Sher, jangan sampai diabetes..:D
Terima kasih ya, Sher, padahal aku justru nggak pede sama paragraf terakhir itu. Iyah, orang Inggris identik dengan teh, ya? 🙂
LikeLike
suka deh, manis ceritanya Kayak gula batu.. hee
apa benar teh bisa bikin osteoporosis? wah, padahal aku suka banget lo minum teh manis segelas besar setiap hari… 🙂
LikeLike
Aku jadi ikutan senang karena ceritanya bisa dinikmati.
Iya, aku baru tahu informasinya kalau terlalu banyak minum teh bisa menurunkan kepadatan tulang. Sayangnya aku belum tahu berapa batasan yang masih tergolong aman.
LikeLike
Makasih Kak Put, senang bisa berbagi. Dan maaf karena quote-nya memang menyesatkan..hehehe.
Thank you so much, Kak Put 🙂
LikeLike
Ringan dan manis, fiksinya persis kayak es teh(?). Aku suka 😀
Omong-omong, aku suka banget minum kopi, seenggaknya segelas sehari. Kira-kira efeknya sama nggak ya? Kan sama-sama mengandung kafein tuh, aku jadi khawatir 😐
Salam kenal, kak Ami. Panggil aja aku Bi, line 99. Aku suka cerita kakak, aku tunggu karya lainnya, ya 😀
LikeLike
Halo, Bi, salam kenal ya. Terima kasih sudah suka ceritaku 🙂
Kalau dari kandungan kafein kayaknya efeknya sama, deh, Bi. Tetapi kalau selagi masih dalam batasan aman, sepertinya tidak masalah 🙂
LikeLike
Selamat datang Kak Ami wah tulisanmu gemas sangatt lama lama aku bisa diabetes bacanya:”) ini keren! Aku gak tau harus komen apa lagi bahahaha intinya aku harus langganan ficnya Kak Ami nih mulai dari sekarang.
Luvss, mala ❤
LikeLike
Terima kasih, Mala 🙂
Wah, jangan sampai diabetes dong..hehe. Mudah-mudahan fic-fic berikutnya nggak mengecewakan ya.
LikeLike
halooo kak ami! selamat bergabung dengan WS!
pertama, aku ngiler liat posternyaaa. jadi pingin minum es teh kan, apalagi sambil makan bakso gitu. enak kali yha ((gak)). setuju juga sama kakput, fiksinya informatif sekaliii. mulai dari perkara kebahasaan sampe medis eheheh. terus aku kok suka sih sama karakter ‘kamu’ entah kenapa. dia modelnya yang iseng tapi unyu gitu :3
lalu endingnya…AHAHAHAH. tokoh ‘aku’ ini beneran aku bangeett. secara aku juga pecinta teh eheheh (emang siapa sih yang nggak suka teh?). mau dipisahin dengan cara apapun pasti gabakal bisaa XD
keep writing yaa kak ami! semangaaat! ❤
LikeLike
Halo, Hani, terima kasih atas sambutannya..hahaha. Iya, mudah-mudahan bermanfaat ya. Aku juga suka teh es *toss*.
Siaapp, makasih ya 🙂
LikeLike
Aku gagal paham inti ceritanya di mana. Bacanya cuma bisa ngangguk-ngangguk tapi ngga ngerti huhu T.T mungkin karena aku orangnya ngga peka, jadi ngga bisa paham masalah kode-kodean gitu /ditendang/
Tapi informasi yg ada di situ cukup menarik deh. Soalnya aku baru tahu hihi ternyata ngga boleh banyak-banyak minum teh ya. Semangat meningkatkan kualitas tulisan ya, kak ami. mudah-mudahan lain waktu aku pahak hiks
LikeLike
Hey, it’s okay, Niswa. Mudah-mudahan lain kali aku bisa menghadirkan cerita yang lebih baik lagi 🙂
Kode-kodenya.. haha, karena si Aku naksir si Dia, tapi dia salah ngomong ‘kita’, padahal si Dia nggak pernah merasa kalau dirinya dan si Aku adalah soulmate 😀
LikeLiked by 1 person
Oalah yang itu aja ta? Aku kirain ada lagi kak. Kalo yang kode itu aku paham. Sipsip semangat kak!
LikeLike
Kode lainnya sih cuma si Dia yang ‘usil’ memisahkan si Aku dengan es teh manisnya 🙂 *itu bukan kode juga, sih*
Iya, semangat buatmu juga 🙂
LikeLiked by 1 person
Aku nyesek pas bagian teman setengah hati XD aku suka teh juga sih, tapi ngga terlalu fanatik juga haha
Gaperlu komen apa-apalagi lah ini bagusss ❤
LikeLike
Iya, aku juga nggak terlalu fanatik juga. Terima kasih sudah membaca dan berkomentar 🙂
LikeLike
like ‘the end’-nya, great job ^^
LikeLike
Terima kasih sudah suka dan berbagi tanggapannya 🙂
LikeLike
hai kak Ami, aku Ifa^^
wah, selamat datang ya 🙂
omong-omong, aku malah baru tahu loh kalo ‘kami’ sama ‘kita’ itu mengandung makna yang berbeda loh. Thanks udhah ngingetin kak~
LikeLike
Halo, Ifa, salam kenal ya. Sama-sama, ini jadi pengingat juga buatku sendiri 🙂
Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita ini 🙂
LikeLiked by 1 person
KA AMI WELKAAAAMMMMM!
Ka aku jadi aus ngebayangin es teh pengen peluk freezer :’
Wah asli ini sarat ilmu dari bahaya es teh sampe kami-kita thankies so muchies Ka Amiiii ❤
Congrats on your debut yhaaaa ❤
LikeLike
Ayok kakpang, sok atuh dipeluk freezernya. Kalau hipotermia aku nggak tanggung jawab lho yaa.
You are welcome 🙂
LikeLiked by 1 person
Halo, Kak Ami! Aku di siniiiiiii! ♡
Aku baca tulisan pertama Kak Ami di sini dulu, ya. Nanti baru lanjut baca ke cerita selanjutnya. XD
GEMES SAMA COWOKNYA KAK HAHAHAHAHA semacam banyak omong tapi cute hahaha
Kalau aku jadi ceweknya, pasti udah kepengin bilang “Shut up and I want you to be my soulmate instead of this stupid iced tea.” XD
Kak Ami tulisannya rapi banget. Enak dibacanya, Kak. I’ll make sure to read your other stories. ♥
LikeLiked by 1 person
Ari, ya ampun, maafkan aku baru balas komennya (sebelumnya cuma di-like) Makasih banyak sudah baca tulisan ini ❤
LikeLike