Hide and Seek

by Io

[cr image: here]

.

“We can play, hide and seek if you want, you will hide and I will love you.”

― Georgia Kakalopoulou

.

Pink, putih, dan biru sejauh mata memandang. Ruang makan keluarga Platt disulap oleh Mrs. Platt menjadi ruang pesta ulang tahun untuk putri mereka, Gabriel. Pita, balon, dan berbagai dekorasi khas yang biasa muncul dalam pesta ulang tahun menghiasi ruangan itu.

Berdiri di samping suaminya, manik biru Mrs Platt bergulir menyapu ruangan. Pesta itu berjalan sesuai dengan rencana. Gelak tawa dan pekik gembira dari teman-teman putrinya mengisi ruangan. Malam ini Gabriel menjadi pusat perhatian; ia memakai gaun biru muda selutut bermotif klasik, rambutnya dikuncir rapi seperti buntut kuda, dan sepasang jepit bunga yang menghiasi surai coklat itu. Pipi Gabriel bersemu merah dan senyum cerah tak lepas menghiasi wajahnya sejak pesta dimulai. Baik Mr. maupun Mrs. Platt beranggapan bahwa putri mereka benar-benar seperti malaikat kecil malam ini.

Saat ini, malaikat kecil yang telah berumur delapan tahun itu tengah mengobrol penuh semangat dengan salah satu teman sekelasnya. Tangannya bergerak lincah, entah sedang mendeskripsikan apa. Tak lama kemudian Mrs. Platt melihat Gabriel memisahkan diri dari teman-temannya. Ia lalu melihat putrinya celingukan, seperti tengah mencari seseorang. Berbisik pada suaminya bahwa ia akan segera kembali, Mrs. Platt pun menyibak kerumunan manusia di ruangan dan menghampiri putrinya.

“Gabby Dear, ada apa?”

Gabriel mengerjap. Sambil memainkan lengan baju berendanya, gadis cilik itu berkata dengan polos,

“Aku mencari temanku, Mum. Dia suka sekali bermain petak umpet.”

Kerutan halus menghiasi dahi Mrs. Platt. Ia berani bersumpah bahwa semua teman Gabriel ada di ruangan ini.

“Begitukah? Kau ada ide di mana dia bersembunyi sekarang, Sayang?”

Putrinya menggeleng.

“Ayo, Mum, bantu Gabby mencarinya,” usul Gabriel tiba-tiba dengan mata berbinar. Tangan kecilnya menarik rok sang ibu dengan penuh semangat. Ia menarik pelan ibunya keluar dari ruangan.

Tersenyum, Mrs. Platt berjalan mengikuti putrinya dan mulai menengok ruangan satu persatu, mencari teman Gabriel. Hingga akhirnya mereka tiba di lantai atas, tepat di depan pintu kamar Gabriel—satu-satunya ruangan yang belum mereka periksa. Gabriel lalu mendorong pintu kayu itu dan masuk ke dalam. Kepalanya menyembul keluar saat ibunya tak mengikuti.

Gadis cilik itu mengerucutkan bibir saat melihat sang ibu hanya berdiri di depan kamar. “Mum, ayolah. Kita pergoki dia bersama-sama.”

Mrs. Platt menghela napas. Namun toh ia mengikuti putrinya masuk ke dalam kamar. Atensinya menangkap sosok Gabriel yang berdiri di sebelah tempat tidur. Senyum manis terlukis di wajah si gadis cilik, sembari menunjuk ke kolong tempat tidurnya dengan antusias.

“Di situ, Mum. Temanku bersembunyi di situ,” katanya terkikik. “Aku melihat kakinya tadi.”

Alis Mrs. Platt terangkat. Sungguh, anak macam apa yang memilih bermain petak umpet saat pesta berlangsung meriah seperti ini? Setahunya, anak-anak suka sekali menghadiri pesta ulang tahun dan mengobrol bersama dibanding bermain permainan yang menyita waktu bersenang-senang mereka.

Pada akhirnya Mrs. Platt mengedik dan memutuskan untuk melupakannya. Ia lalu berjongkok dan memeriksa kolong tempat tidur Gabriel.

Wanita itu membeku. Ekspresi ketakutan terlukis di wajahnya.

Di sana, di bawah tempat tidur, bersembunyi putrinya. Wajah itu, pakaian itu. Gabriel tersenyum cerah pada sang ibu dan berkata riang,

Mum! Kau menemukanku!”

Seketika hawa dingin merayap ke seluruh tubuh Mrs. Platt.

“… Apa?”

.fin

21 thoughts on “Hide and Seek

  1. O Ranges says:

    kak putri, hullo^^
    trims udah mampir ke cerita ini ❤ ya ampun aku senyum-senyum geje di depan lapi baca komen kaka. hoho, senang plot twist nya bekerja dengan baik :3 /eh/
    psst, bahasa ringan itu sebenarnya aku sendiri kekurangan kosa kata lho kak. jadi feel nya sekarang antara senang sama sedih :') /abaikan/
    thank you for your kind comment tho, it means a lot to me ❤ ❤

    Like

    • O Ranges says:

      aah, Ms. Pang you should’ve read it in late evening or midnight :”( /slaps/
      kidding. gods you made my day. i had a good laugh (in a good way) reading your comment ❤ thanks uda mampir dan komen ❤ ❤

      Liked by 1 person

  2. S. Sher says:

    Posternya udaa membawa hawa-hawa horror ya. Eksekusinya suka banget, ibunya yang males tapi ngelakuin juga pas abis dan… bingung deh anaknya yg mana hahaha.

    Keep writing ya!

    Like

    • O Ranges says:

      poin plus-plus untuk posternya ❤ and let's hope it won't happen to us in rl :3 /eh/
      thank you for your kind comment, kak tari ❤ ❤

      Like

  3. cherryelf says:

    Mungkin Gabby punya kembaran hehe aku pernah dnger dari para orangtua kalau tiap bayi punya semacem ‘saudara tua’ kalau ada bayi ketawa2 sendiri, itu berarti dia lg maen sama saudara tuanya. seru yak haha
    eniwey, aku suka covernya. bukan krn punya kesan horor, tp aku suka aja gambar2 tangga githu. artistik XD

    Like

    • O Ranges says:

      … “seru”
      kak fatima itu serem pls :”
      bicara soal artistik, cover nya itu memang aku ambil dari blog fotografi jadi mungkin aura seninya kerasa :3 /wut/ /abaikan/
      trims uda mampir dan komen, kak ❤

      Like

  4. cherryelf says:

    Kan bayinya biar ga kesepian githu maksudnya kkk dan beberapa anak2 juga punya temen imajiner. Cuma mrk yng bsa liat dan akan hilang seiring bertumbuhnya si bocah. Sayang temen imajinerku cuma ada dipikiran, ga berwujud langsung. Kan enak kalau punya temen kayak gthu. Lebih setia apalagi yang ga punya saudara macem aku 😀 tp temen dr bangsa lainnya kudu yng baik hati. kalau jahat ya itu ceritanya lain kkk
    yap, sama2 =)

    Liked by 1 person

  5. nabissori says:

    Aku kurang peka kayaknya, aku malah nggak merhatiin posternya ._. Langsung klik, scroll. Pas baca quote-nya, terus di bagian awalnya tentang pesta ulang tahun si anak, aku pikir ini cerita kasih sayang orang tua gitu. Aku mikir, ‘ah, manisnya….’
    Ternyata makin ke bawah perasaanku jadi nggak enak. Kakiku langsung aku angkat supaya nggak kena kolong tempat tidur x’D

    Aku seneng sama cerita kayak gini, menurut aku ringan dan enak banget dibaca. Keep writing! 😀

    Like

    • O Ranges says:

      halo, nabissori^^

      hehe, kalau memperhatikan posternya dulu, mungkin tidak akan mengira kalau ini cerita kasih sayang orang tua^^
      dan sebenarnya, quote di awal cerita itu milik si hantu. ehe :))

      trims uda mampir di cerita ini dan komen ❤ ❤

      Like

    • nabissori says:

      …dan sebenarnya, quote di awal cerita itu milik si hantu…
      milik si hantu
      milik si hantu
      hantu

      Aaaah itu malah bikin tambah sereem QAQ
      Hantu yang manis, btw. Hehehehe. Sama-sama 🙂

      Liked by 1 person

  6. fikeey says:

    huhu titaaaaan x((( untunglah untuuuuung aku bacanya pas maghrib (ini masih termasuk untung gaksih hahahaha). aku tuh awalnya udah merinding gitu kan liat posternya. soale aku paling awas banget kalo udah ada tangga terus sinarnya rada temaram gitu :(( kan serem. but untunglah ceritamu nggak involve tangga terlalu banyak hahaha xD anw balik ke ceritaaa, aku suka deh sama bahasanyaaaa ala ala novel terjemahan gituu which is aku suka banget sampe sejuta kali hehe. aku suka pas bagian awal kamu nyeritainnya santai gitu bahkan lucu lucu ngunu yaampun, terus makin lama makin item (re: dark) hahahaha xD akuuu gak bisa bayangin itu perasaan si ibunya gimana heuheu.

    ((btw membaca komennya fatima)) kok serem sih huhuhu 😥

    last last, keep writing yaa titaan. terutama yg genre kayak gini gini lagiii ehe x)

    Like

    • O Ranges says:

      kak fika, halo^^

      hahah, kita sama kak… sama-sama takut sama tangga plus penyinarannya yg temaram. tossu ❤ /eh/
      glad that you enjoyed my story. dan jangan bayangin perasaan ibunya, bayangin aja nanti malam ada yg ngetuk dari bawah ranjang terus rasanya gimana ❤ /slaps/

      kak fatima iz da bezt '-')9

      trims uda mampir di cerita ini dan komen, kak. aku paling suka nulis cerita horror, jadi kemungkinan ini bukan satu-satunya ❤

      Like

  7. aminocte says:

    Awalnya manis-manis unyu ya, abisnya Gabby nyari temannya, (aku ngebayangin wajahnya riang banget) mana ngajak ibunya pula, etapi endingnya bikin kaget ih. Bahasanya enak, sesuai dengan nama tokohnya (ala-ala novel terjemahan gitu, tapi nggak berat).
    Keep writing ya, Titan 🙂

    Liked by 1 person

    • Io says:

      KAAMI GOODNESS GRACIOUS TITAN BELOM BALES KOMEN KAAMI!!! MAAFKAN TITAAAANNN!! :”(((

      thank you so much kaami sudah mampir dan komen di sini huhu yaampun throwback jauh ke masa-masa itu :” /masa apa?

      ah yes, gabby is precious child tapi precious-nya ilang kalo ternyata dia bukan gabby beneran XD

      Like

  8. riyani88 says:

    kak, tanggung jawab, kok aku jadi merinding sih!
    Aku udah ngerasa bakal ada sesuatu, tapi tetep aja ini nggak ketebak akhirnya kayak gini. Hebatlah, yang jelas sekarang aku merinding 😀

    Like

    • Io says:

      haloo ❤

      hahah, saran dariku sih, bacanya pas malem jum'at gitu sekitar jam 11, pasti efeknya makin cethar /eh

      thank you so much ya sudah mampir di cerita ini. your comment made my day! ❤ ❤

      Like

Leave a comment