[Writing Prompt] The Dark Side of Social Media

hands-coffee-smartphone-technology

Media Sosial

by S. Sher || Photo © pexels

Ini tentang media-media sosial yang berubah ketika Negara Api menyerang. Hahaha, nope. Semua berubah ketika waktu bergulir satu atau dua tahun.

Ini tentang media-media sosial yang berubah ketika Negara Api menyerang. Hahaha, nope. Semua berubah ketika waktu bergulir satu atau dua tahun.

Medial sosial paling kuno yang paling gue ingat adalah MSN, Yahoo Messenger, dan Friendster. Soal yang dua pertama tidak terlalu banyak masalah, dan tentang Friendster? Ini seperti kotak penyimpanan aib, bedanya, yang ini bukan kotak, tapi media online; bisa diakses oleh banyak orang. Untung tidak pernah main Friendster hahaha, tapi teman-teman sekarang menertawakan kelakuan mereka sendiri sih di masa itu.

Hmmm, dunia ini mulai marak dikenal ketika gue masih duduk di bangku SD sekitar tahun 2008. Waktu itu pembagian rapor, yang ibu-ibu malah diskusi soal arisan-tiap-bulan-yang-isinya-ibu-rempong, sementara bocah-bocah SD malah berteriak, “Hore libur!” Kemudian ada yang menceletuk, “Ada yang punya Facebook?” Di situlah mula tiga puluh anak itu mendalami sesuatu tentang Facebook—sebuah media sosial yang agaknya digunakan berbagai range umur.

Awalnya menyenangkan. Untuk membagi pemikiran yang santai saja, sesuatu yang mengesankan, atau untuk album foto online jadi tidak ribet-ribet lagi flashdisknya dipinjam sana-sini. Lama-lama keseruan itu memudar, berawal dari orang tua yang ikutan bikin akun, sampai orang asing yang add friends sembarangan. Lantas tingkat alay dan mengesalkannya meningkat pesat.

Ada orang yang cerita panjang lebar di statusnya soal, keromantisan/keberengsekan cowoknya; ada yang ceramah soal ini itu tidak tahu tempat dan bahasanya belum disaring; ada yang memberi info soal makanan beracun atau orang jahat yang tidak dicek dulu kebenarannya, malah menyebarkan kecemasan semata. Buruknya orang kadang menulis bukan kayak ini, tapi kyk gn smpe yg baca pusng sndri, atau ada yang levelnya ekstrem jadi k@y4K 9!nI h4h4h4. Facebook pun dilupakan, cuman dibuka kalau ada urusan kuliah—sayang, padahal fiturnya cukup banyak pun berguna.

Di antara masa Facebook tersebut, ada juga media sosial dengan maskot seekor burung, Twitter. Awalnya untuk nulis pendek-pendek, lagi di mana, dengerin apa, baca apa, ngobrol-ngobrol singkat, atau buat yang “I can’t agree more”, nge-retweet. Kalau masih bisa menjaga lingkaran apa yang kita ambil, ini cukup menyenangkan.

Bagian tidak menyenangkannya dimulai ketika banyak akun aneh, link-link tidak jelas, dan ini menjadi salah satu lahan bertengkar para fandom; dari soal musik, serial, film, sampai fandom sebuah buku dan cabang olah raga. Mereka bakal adu bacot di dunia maya (yang kalo kata beberapa orang, ketemu aslinya paling cuman diem-dieman), awalnya berdua, lama-lama ajak fandom, terus mulailah makian dibawa-bawa, berakhir dengan sebuah generalisasi. Ini tidak cuman terjadi antara kaum X dengan kaum X, kadang pecinta olah raga bisa juga tengkar sama fandom dari musik.

Masih dari akun yang identik dengan biru-biru, ada Tumblr. Buat yang suka photography dan mau bikin website ini lumayan banget (although, kalo ada yang mau sharing-sharing aja, gue menyarankan Flickr atau 500px, yang senang bikin project bisa ke Behance), kalau mau share-share gambar lucu, pengalaman, cerita, whatever, hampir semua bisa ditaruh di sini, dan ini adalah sumber humor.

Tags Tumblr kadang cukup mengesalkan, yang dicari apa, yang keluar foto-foto telanjang—thanks, God, my parents didn’t see it, bisa-bisa dicerca sebelum menjelaskan bahwa semua hanya salah paham. Sebuah kesedihan lain adalah jika menemukan blog bagus, dan ownernya sudah inactive.

Well, tumblr, menurut gue, lebih punya sisi kelam daripada sisi buruk, cukup banyak menemukan orang-orang depresi di sini; sesama yang saling mengcomfort satu sama lain bahwa it’s gonna be fine (when they don’t even think like that), orang yang menjadikan ini pelarian. Hi, siapa pun kamu, yeah it’s gonna be fine if you’re willing to try and never stop.

Lalu, ada akun biru yang sekarang berubah oranye, dengan hewan setengah burung hantu setengah kucing; catowl maskot Ask.fm. Tempat berguna buat stalking dan mencari pencerahan kalo bingung. Tapi jangan ditanya soal anon isengnya. Ya tahulah. Waktu itu ada yang kelewatan nanya tentang, “Wdyt soal @xxx yang share-share mau bunuh diri cuman buat cari sensasi?” atau bunuh dirinya diubah jadi depresi, seks bebas, mabuk, dan lain-lain. Hah, pasti hidupnya sepi banget sampai punya waktu nulis hal itu.

Youtube. Situs paling sering dibuka pas liburan, baru klik Y dan urlnya langsung muncul LOL. There’s no s00o bad perks here (as for me), as long as you know what you search. Tapi, fun-fact, kata seorang teman, porn adalah salah satu top ten search term di YouTube dari Indonesia. Buat belajar biologi atau kesehatan kali ya hahaha (ketawa miris).

LINE, sebuah sosial media teraman sampai post-post sampah menyerang. Sudah tidak terhitung seberapa banyak akun yang gue block, dan contact teman yang postnya dihide—siapa suruh pada repost-repost. Kadang ada segelintir post super bermanfaat dan menyenangkan, tapi kebanyakan cuman bikin kesel.

Path pun Snapchat, salah satu akun dengan warna berbeda, yaitu merah dan kuning. Bisa dibilang yang paling bersih dari ketidakjelasaan manusia karena diisi oleh orang-orang terdekat (walaupun kadang tidak jelas, tapi karena teman jadinya lucu), lumayan buat update apa kabar mereka. Tapi tidak penting-penting banget, dan aplikasinya suka eror di handphone, akhirnya gue delete juga hahaha.

Dipastikan yang paling bersih buat gue adalah WhatsApp, cuman buat chatting sama dosen dan saudara-saudara yang umurnya 30+. Ada juga Skype, hanya dibuka jika orang yang nun jauh di sana minta video call atau anak jurusan minta ditemani belajar.

Kira-kira apa perasaan Mark Zuckerberg, Jack Dorsey, Davip Karp ketika menemukan aplikasi hebatnya tercemar oleh orang-orang yang tidak hebat dan ngeselin? Semacam Secret (yang ini bertahan asiknya cuman beberapa bulan, karena terus diisi dengan sex chat, FWB, “Hi, ada yang anak ini!?”, kode terselubung padahal anonymous; gimana kodenya sampai!?), bermula dengan kata-kata mutiara yang indah, diskusi-diskusi dengan kepala dingin, no judge, tidak alay, terus… dihapus.

Yeah, nothing perfect but I’m not expecting something this messy.

Okay, sekian protes-protes tidak bermanfaat ini. Ada yang baca sampai sini? Hahaha.

end.

  1. Ini antara curhat, cerita, apa review…
  2. I was one of them, most of us have done something stupid or silly, ya jadi aku tidak bermaksud menyinggung siapapun, maaf kalo ada yang tersinggu, I apologize.
  3. Aku gak mengeneralisasi, ini cuman sebagian gak semua. Dan ini cuman segelintir pemikiran, kalo mau semua aku bisa bikin sepanjang laporan praktikum LOL.
  4. Btw, Secret di-delete bukan soal akun-akun spam, tapi seingatku karena ada yang pencemaran nama baik, dan dia menuntut akun anonymous ini, Secret diperiksa lebih lanjut, dan jadi tidak diperbolehkan (CMIIW).

20 thoughts on “[Writing Prompt] The Dark Side of Social Media

  1. siluetjuliet says:

    aku gumoh, lantas menyadari betapa terbelakangnya hidup owe yg gk kenal tumblr, snapchat, dan secret apalah itu namanya.
    Dan, tau nggak sher aku jd keinget ttg isi fesbuk sendiri yg ya ampun kalo distalkerin orang bisa bikin malu tujuh turunan.
    Terimakasih sudah membuka kenangan lama dan mencelikkan mata owe ttg medsos jaman sekarang *brb balik ke bulan*

    Liked by 1 person

    • S. Sher says:

      MASIH KAGET BERTEMU KAKBEC DI SINI APA-APAAN!?

      Eh, aku juga gak punya snapchat (dan path bahkan), dan secret emang semacam app hitz musiman, yang lain kadang gak penting kan hahaha. CHAT SAMA MAS TEMPAT LES HAHAHA.

      Sama-sama mbah 🙂

      Like

  2. marseu says:

    dan semua itu berubah ketika para alay-tak-berkelas menyerang hahay :’) aduh padahal dulu konten-konten di facebook jarang yang enggak bermanfaat, misalnya grup ef-em-be, dulu share info-info tentang pelajaran lah, sekarang jadi chat random yang gimana gituh topiknya :’)

    pun aku juga seorang pemantau yang menyesali penyalahgunaan sosmed seperi sekarang ini :’) Aku suka banget sama cerita/? review ini, yang udah berhasil menyampai unek-unek anak antah berantah ini/?

    keep writing ❤
    zy, garis nol tiga

    Liked by 1 person

    • S. Sher says:

      Hai, Zy salam kenal 🙂 Aku Sher 98L.

      Pas awal-awal tuh masih enak gitu kan liatnya, applikasi apa pun, ya lama-lama ngeselin sih, cuman mau gimana lagi :”) Aku juga akhir-akhir ini jadi pengamat, paling kalo di LINE group berisik gak jelas (pake banget), nyindir dikit HAHAHA, tapi sisanya yaudahlah.

      Thank you ya 🙂

      Like

  3. nokaav3896 says:

    Ah, Sher. Ini tulisan yang butuh banget dibaca temen-temen kelas biar ga pelongo pas waktunya kuliah. Hahaha 😀
    Tbh, aku gapake tumblr, snapchat, askfm itu karena ram emang ga mendukung, lol. Aku pake facebook, twitter, line, whatsapp aja dan yeah -kamu tepat seribu persen dalam menggambarkan ‘mereka’. Aku sebenernya mengharap tentang instagram en bbm juga sih tapi as you said nanti malah sepanjang laporan praktikum yha karena ini topik emang panjang banget dan bisa dijadiin bahan skripsi /kav 😀
    Aku udahlah ini seribu persen setuju ♡ /brb deact facebook yang isinya aib semua/ lol

    Like

    • S. Sher says:

      Halo kak X)

      Tulisan apa ini LOL. Beberapa bukanya kalo di lapy atau dapet wifi aja sih kak he he he. Aku lupa ada yang namanya Instagram HAHAHA, kalo BBM gak pernah serius make sih 😦 Aku berniat satu applikasi dua atau satu paragraf, tapi masih ada aja yang panjangnya lebay huft.

      ((deletein post FB juga)) Makasih kak 🙂

      Liked by 1 person

  4. nabissori says:

    Ini nyata banget ;-;
    Kalau buka Facebook terus stalk akun sendiri itu kayak ‘demi apa dulu gue kayak gini’. Selain tiga medsos pertama sama Snapchat dan Path, aku pernah punya akun-akun lain (bikin doang, nggak dipake #manusiaprimitif), tapi yang bertahan sampe sekarang cuma Line sama Whatsapp. Itu juga karena temen-temenku pada punya, kalau aku nggak bikin bisa ketinggalan info sekolah sama tugas ;-;
    Paling favorit Youtube lah, buat fangirlingan hehehehehehehe

    Ehem.
    Yah, walau aku sendiri mungkin bukan pengguna media sosial yang baik, tulisan yang kakak (boleh aku panggil begitu? Aku lihat profil kakak, kita beda setahun hehehehe x3) buat bikin aku sadar sekaligus miris. Potret nyata mengenai kehidupan muda-tua gaul zaman sekarang. Pinter-pinter penggunanya aja kayaknya supaya bisa manfaatin media sosial dengan baik.
    Omong-omong, tulisan kakak bisa dikategoriin ke dalam essai nggak? ._.

    Sekian dulu deh. Aku Bi, line 99. Salam kenal 😀 Terus menulis ya, kak!

    Like

    • S. Sher says:

      Hi, Bi, yes you can call me kak or kak sher.

      HAHAHA I KNOW THAT FEELING! Semua post di timeline fb aku ganti privacynya jadi personal biar gak dihina-dina pas ditemuin orang LOL. Beberapa emang dipake yang lain ditinggal, gak kuat main semua. Line sama WA itu menurutku vital dan cukup buat kalangan personal jadi enak (minus post-post gak jelasnya). Jangan terlalu dipikirin aja hahaha, sebenernya banyak baiknya, cuman kalo kata orang yang keliatan biasanya yang jelek :”

      Bentar ya aku baru kepikiran ini kayak esai, tapi menurutku bukan esai soalnya permasalahan dan pembahasannya masih kurang rapih + jelas dibahas, cuman entahlah ((dihajar)) hahaha.

      Thank you 🙂

      Liked by 1 person

  5. ANee says:

    seketika aku merasa primitif, sher. hahaha aku bahkan ngga tau tiga akun pertama yang kamu sebutin (eh, yahoo tau, tp ngga tau fungsinya)… ah, pokoknya banyak yg ngga aku tahu. dan habis baca ini, aku jadi sedikiiiit tahu (paling ngga warnanya haha). 😀

    thanks sher buat tulisannya ^^

    Like

  6. seoulovely says:

    Ini keren! firstly, aku suka sama covernya btw hehehe. aku suka banget meskipun ini bukan fiksi dan lebih kayak curahan pemikiran kamu tentang socmed. suka banget sama penjabaran kamu dari jamannya MSN, Messenger, friendster, facebook ahh semuanya bener-bener realistis lol. banyak unsur yg bikin ketawa apalagi kalau inget facebook. aih pokoknya cinta banget. ini fresh banget. semuanya bagian favorit aku apalagi pas kamu masukin nama-nama sang penemu socmed itu sendiri hihihi aku pun sempet punya pikiran yang sama kayak apa yang kamu tulis disini. bahkan hampir semuanya! xD duh pokoknya ini jenius bgt!

    xx

    salam kenal btw aku sari 🙂

    Like

    • S. Sher says:

      Halo Kak? Aku Sher 98Liner salam kenal 🙂

      Itu website isinya emang bagus-bagus X) Ini emang sarana marah-marah kayaknya HAHAHA. Kalo buka facebook sukanya ngetawain post lama orang, pas buka punya sendiri malu. Iya, itu kepikiran juga, terus yaudah aku masukin aja orang-orangnya.

      Thank you for your visit kak 🙂

      Like

  7. myk says:

    hai sher! aku balik lagi dan kezel minta ampun kenapa aku baru baca ini (baru sempat like tapi tangan gatal mau komen) hahahaha

    kalau kamu inget si tuli dan si bisu-nya punya evinn (kalau kamu pernah baca juga), waktu baca ini aku kaya sedikit ngerasa gimana gitu yaa, kan. i mean, aku tau semua medsos yang kamu sebutin di atas, tapi cuma punya beberapa doang. dan ngeliat kenyataan bagaimana medsos itu berkembang sekarang, aku jadi miris gimana gitu. aku masih inget pertama kali pakai facebook itu alay-alaynya gimana dan udah delapan tahun lewat ternyata alaynya malah makin parah. hahahaha, kadang kalau dipikir jadi prihatin sama yang nemu aplikasi ini yang pengennya bisa berguna tapi malah disalahgunakan. aku sukaaa ini.
    keep writing, sher!

    p.s:aku ngakak baca self note-nya kamu di bagian ‘laporan praktikum’ hahahaha. jadi inget kuliah 😀

    Like

    • S. Sher says:

      Halo kak, santai aja, kesibukan gak di wp doang hahaha.

      Aku… waktu itu mau baca, tapi gak sempet deh kayaknya 😦 Gak apa-apa kok, menurutku, seandainya aku bisa milih untuk tau atau gak tau, aku milih gak tau, karena pas tau jadi super mager hahaha. Sekarang yang alay di facebook gak anak remaja doang LOL. Aku masih penasaran sih soal tanggapan mereka tentang penyalah gunaan medsos ini.

      Hahaha, sesungguhnya laprakku jarang-jarang panjang sih. Thank you kak, keep writing too 🙂

      Like

  8. fikeey says:

    akuuuuuu, aku baca sampe abis sheeer, dan sepanjang postingan aku tuh yang: gue suka gaya loe meeeen xD aku lega btw gak pernah punya friendster, dan… apa apaan kamuh sheeer. 2008 masih sd? hahahaha aku udah kelas 10 waktu itu dan yeaaah jaman jaman awal FB dibuka. akhirnya aku punya akun medsos. my first account ever yang isinya normal cuman tags foto sekelas, pembagian tugas di grup, sampe nanyain kabar sodara jauh. and then negara api menyerang tiba tiba ada yang ubah nama jadi: xxx iank kechepiann DAAAAMN HAHAHAHAHA. akhirnya beralih ke twitter, dan nggak berapa lama weh perang dunia fandom pun merajalela xD aku nggak bisa bayangin perasaan para pembuat medsos medsos ini hahaha xD duh aku bisa relate banget lah sama postingan ini. dan ditambah bahasanya super santai dan merakyat hehe. kusukaaaa. keep writing sheer!! ❤

    Like

    • S. Sher says:

      Ini gaya nulis serampangan LOLOL. Seingetku aku 2008 masih sd deh kak. Gak apa-apa, kelas 10 kan lagi seru mulai sma, terus pada main medsos X) Iya, aku juga bersyukur gak punya friendster, tapi tetep aja facebook isinya ampas… Aku juga kaget pernah buka fb, homeku isinya ada dari, “pecinta serigala berbulu domba” tapi tulisannya alay gitu HAHAHAHA. Twitter yang no fangirl agak enak sih, tapi tetep aja suka ada yang berantem.

      Makasih kak, keep writing juga 🙂

      Like

  9. Ms. Pang says:

    HUHAHAHAHAHAHA TARIIIIIII TUMBLR MO DIBLOCK HUHUVT 😥
    Kusedih bagaimana kubisa sekroling HD-pict of opah dan bahan poster hiks
    .
    .
    .
    Oke move on dari Tumblr, The dark side of socmed-nya nampar banget sih, soalnya apa-apa jadi garing meski ada belasan kepala di sekitar apalagi tipe kaya aku yang bad at conversation dan memulai percakapan yang mana bukan keahlianku, akhirenya jatohnya pelukan sama gadget :(( Bad habit banget aslik.
    Makanya suka ngga suka aku mencoba mengalihkan diri ke buku, apa aja, dan sebisanya sih bukan e-book soale kalo e-book bisa belok-belok nikung ke socmed juga ujungnya… meskipun hasilnya belum terlalu nyata ehe
    Btw, kemarin abis dikasi tau temen aplikasi untuk mengurangi kecanduan jamah smartphone, namanya aplikasi Forest, sila jika tertarik bisa dicari di playstore dan appstore ehe sumpah gabut banget sih aplikasinya tapi untuk jiwa lemah sepertiku itu berguna ❤

    TARI AI LUVIIITTT ❤ MEMBUATKU FLESBEK KE MASA-MASA KECANDUAN TWETER DAN FESBUK SAMPAI SUBUH HASTAGANAGABONAR IYA ASLI IDUPKU USELESS DULU :' SEMOGA DIKAU TIDAK BEGINI YA~~~
    KEEP WRITING TARIIIII ❤ ❤ ❤

    Like

    • S. Sher says:

      Gak jadi kan kak katanya? Alasan agak kurang pas sih soalnya, kan tumblr basicnya buat photography 😦

      Eh, aku juga gitu kak, kalo lagi gak sama orang yang kenal mayan deket, akunya diem-diem aja main hape 😦 jadi pasti larinya ke gadget atau nyari orang LOL. Lebih enak buku juga sih kak, soaljya gak sakit mata X)

      Aku kemaren nyoba, lucu sih bikin hutan hahaha. Ada yang biasa aku pake itu off time, less interactive, tapi kalo buatku bener-bener bagus kalo mau belajar soalnya settingnya ada yang bener-bener strict gitu.

      HAHAHA. YA AKU JUGA SUDHA PERNAH MELEWATINYA KOK KAK. Makasih udah baca kak♥♥♥

      Like

  10. O Ranges says:

    “Ini tentang media-media sosial yang berubah ketika Negara Api menyerang.” — Asli, Titan ngakak pas baca kalimat ini XD

    Dan Friendster! Ya ampun, Tari, Titan akhirnya menemukan seseorang yang tau apa itu Friendster! XD Sumpah ya, pernah gitu temen-temen bahas medsos pertama mereka, dan cuma Titan yang jawab Friendster. Mereka pada natapin Titan seolah Titan baru aja ngucapin bahasa alien gegara mereka gatau Fs. Aw man :”v

    Throwback-nya luar biasa di sini hahah. Titan teringat masa-masa kelam di mana Titan menulis 5eperTi in1 dan ack, malunya sampe ke ubun-ubuuunn XD

    Oh ya, (thanks God my parents didn’t see it) itu typo dikit. Seharusnya ngga perlu ada ‘s’ di ‘thanks’. You would only use “Thanks, God” (with a comma) if you were speaking directly to God. Or when you were speaking of another person, e.g. “Bill thanks God for that.” ((ini nyomot dari inet ceritanya bcoz Titan can’t explain something without making it worse XD ))

    Awawa, uda kayae sih itu aja. AI LUV THIS STORY TARIII ❤ ❤

    Like

    • S. Sher says:

      Halo kak X)

      Aku gak tau mau buka cerita make kalimat apa. FS aku juga sekadar tau sih kak, soalnya dulu suka ngetawain fs temen-temenku HAHAHA, tapi emang itu banyak yang gak tau, internet belum gak dimana-mana. Kita sudah menjalani masa alay lah ya, dulu nulis contact temenku aja make angka simbol aneh LOL

      Oh, itu maksudnya yang kedua, cuman aku lupa komanya hahaha.

      Thank you for reading and reminding me, Kak 🙂 ♥︎♥︎♥︎

      Liked by 1 person

Leave a comment