[Special Event: Best of Us] Round and Round

by fikeey

Work with criminals, they said. It will be fun, they said.

―

“Time’s up.”

Dari semua kalimat pendek yang sungguh-sungguh Yoongi benci dan berhubungan dengan deadline, lelaki itu bersumpah tak pernah merasa sebegitu tertekan setelah mendengar ekspresi yang satu ini—dikatakan tanpa sepercik emosi dan memberikan sensasi seolah apa pun akibatnya nanti, semua akan ia tanggung sendiri. Dia berputar satu kali di kursinya, menatap langsung dua orang rekan yang kini berdiri di seberang meja kerja. Salah satu dengan postur tinggi menjulang dan pandangan menyelidik, sementara yang lain berdiri tak tenang dan berusaha memberi dukungan moral tanpa kontak fisik.

Dari posisinya, Yoongi menghela napas. “I’m stick with the plan.”

Terdengar suara keluhan panjang dan ia tak perlu mengangkat wajah untuk tahu hal demikian berasal dari lawan bicaranya yang mana.

“But he’s a criminal, Yoon. Have you lost your damn mind?”

“Messed-up, yes. Lost, no.” Yoongi berujar pendek. Ia melonggarkan dasi marunnya ketika bangkit dari kursi dan meniti langkah pendek memutari meja. “Ex-criminal.” Ia mengoreksi. “Mantan pemakai dan pengedar kecil-kecilan, lebih tepat. Dan aku tidak memikirkan rencana ini satu dua hari, Joon, tapi berbulan-bulan. Aku tidak bangun di suatu pagi dan tiba-tiba berpikir untuk menyuruhnya melakukan misi ilegal yang mungkin bisa membahayakan posisiku sendiri.”

Kim Namjoon, yang kala itu berdiri dengan jemawa dan menggunakan kelebihan tinggi tubuhnya sebagai alat untuk mengintimidasi sang rekan menghela napas. “Dan posisi kami,” katanya dengan suara ditekan yang lebih terdengar seperti dramatisasi. “Kau berkata seolah sudah mendapatkan persetujuan konkrit dari kedua belah pihak. Kau sudah bicara padanya?”

Yang dilempar pertanyaan lantas mengulas senyum tipis. Ia sudah memprediksi akan ada topik bertajuk demikian yang menanti. “Tentu,” jawabnya sigap. O, dan melihat dahi Namjoon yang kala itu bertambah lipatannya serta menoleh ke samping untuk meminta back-up pada rekan mereka yang lain, Yoongi tahu delapan puluh persen rencana ini akan dijalankan.

“Well, aku tak bisa bilang akan memilih sisi Yoongi atau sisimu, Joon.” Sang rekan terakhir mengangkat bahu sembari melempar pandangan ke arah Namjoon. “Aku tahu kekhawatiranmu dan tingkat bahaya yang akan mengancam posisi kita; tapi coba pikirkan, rencana Yoongi tidak berdasar pada pemikiran semalam. Aku tahu selama empat bulan terakhir ini Yoongi selalu mengunjunginya di sel, berbicara serius, dan menjabarkan segala konsekuensinya. Jika aku tidak salah menyimpulkan, ia menerima penawaranmu, bukan begitu?”

Sang detektif bersumpah perutnya jumpalitan saking menahan senang. “Yeah, tentu,” katanya. Ingatkan dirinya untuk menraktir Jung Hoseok seporsi besar daging terbaik setelah ini.

“Tentu bocah itu menerimanya, Jung. Pengurangan masa tahanan, siapa yang tidak ingin?” Namjoon menghela napas, seolah masih menggunakan kesempatan sempitnya untuk meminta Yoongi memikirkan lebih jauh tentang misi penuh risiko ini. “Tapi bagaimana jika kita gagal?”

Kita.

Yoongi tersenyum pada diri sendiri. Secara tidak langsung keputusan ini sudah mencapai final kalau begitu.

“O, kau terlalu pesimis,” timpal Hoseok memamerkan deretan geligi. “Ganti struktur pertanyaanmu dengan ‘Bagaimana jika kita berhasil?’”

“You two are just going to argue with me don’t you?”

Yoongi melempar kekeh kecil. To the front line, indeed.

♦

notes: once, i challenged myself to write something under 30 mins. just write, don’t bother to analyse sentence structure, characterization, problems, etc. and … this is it. and (again) this baby may be a prologue to a future project (which i dunno when’s to worked at and done haha). but this is me, this is my best, this is my field (insert arrogant-as-hell james sticker in here). guys let’s write your best genre and express more of yourself yea!