Brothers [4 – END]

brothers

by fikeey

#Act 04
Dan aku tak merasa menyesal sedikit pun, Detektif. Lega, malah.

Kamis pagi Yoongi diisi oleh kopi, konversasi tanpa akhir, Namjoon dan Seokjin.

Kali ini meja Namjoon adalah korbannya―dimulai dengan Yoongi yang mendatangi sang rekan seraya membanting tumpukan map dari panti asuhan yang pernah ia dapatkan, catatan kecil tiap interogasi, serta sederet kemungkinan yang ia jabarkan tadi malam beserta bukti yang telah dibenarkan. Seokjin datang setengah jam setelah Yoongi dengan kertas berisi hasil tes medis, (lagi-lagi) kumpulan foto yang berhasil membuat kedua rekannya mual, dan … tiga cangkir kopi―setidaknya yang terakhir berhasil mengetuk hati Yoongi sebelum pria itu mengeluarkan sumpah serapahnya di pagi hari.

Yoongi duduk dengan gaya hampir tak elit―berputar-putar di kursinya dalam posisi terbalik, lalu menempelkan dahinya di puncak sandaran kursi apabila ia lagi-lagi menemukan jalan buntu. Seokjin―yang duduk berhadapan dengan Yoongi―pun begitu. Mungkin ada sekitar dua menit ia menangkupkan wajahnya dalam lipatan tangan dan sama sekali tak bergerak. Namjoon bahkan mengira ia tertidur.

Honestly, sekarang aku tak tahu siapa yang berbohong dan siapa yang mengutarakan kejujuran.” Namjoon menghela napas. “Mereka saling mengumpankan diri, God ….”

Dari tempatnya duduk, Yoongi melirik Namjoon lewat sudut matanya. Ia mengamini kalimat rekannya dalam hati, namun lagi-lagi perasaannya luluh apabila ia teringat pengakuan-pengakuan tempo hari. “Jimin mengorbankan dirinya karena ia kakak tertua, Taehyung mengindikasikan bahwa masa depan saudaranya lebih cerah dibanding miliknya dan Jungkook … ia merasa berutang budi pada kedua kakaknya.

“Jika ada yang membuat kasus ini miris dan sangat melibatkan emosi, maka inilah alasannya,” rangkum Yoongi sambil menyesap kopinya yang tak lagi mengepul. “Deduksiku berkali-kali patah setiap salah seorang dari mereka menelurkan pengakuan. Entah harus menangis bahagia atau tersenyum miris, aku tak tahu.”

Seokjin, yang selama setengah jam terakhir ini paling sedikit bersuara, akhirnya mendongakkan kepala dari hibernasi konversasinya. Ia mengambil gelas plastik bagiannya, menyesap lumayan lama―mungkin hingga tandas―dan meloloskan napas. Yoongi dan Namjoon saling berpandangan, awalnya, namun mereka agaknya tahu bahwa Seokjin kini sudah benar-benar mendapatkan akal sehatnya kembali.

“Mari kita runut kasus ini sejak awal, Guys,” katanya. Omong-omong menurut Yoongi, Seokjin terlihat seperti anak kuliahan dengan polo shirt berwarna terang begitu, tanpa kacamata, tanpa jas putihnya. “Dan pelan-pelan.”

“Baiklah.” Yoongi memulai. “Kita datang ke TKP pada Selasa pagi pukul lima, ketika kondisi mayat sudah mulai kaku. Kondisi TKP … seperti yang kalian tahulah. Lalu menur―”

“Jelaskan saja,” potong Namjoon. “Supaya tidak ada yang terlewat. Tempat kejadian perkara tepatnya di ruang tengah. Mayat terkapar dalam posisi tertelungkup, piring berisi kudapan manis yang diperkirakan adalah makanan terakhir korban dan sumber air yang kemungkinan menjadi musabab ia terpeleset.”

“Perkiraan kematian pukul enam sore hari Senin, dengan penyebab utama kelebihan kandungan sianida dalam tubuh. Dengan kata lain, korban kita diracun.” Seokjin melanjutkan.

“Tiga tersangka: Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook―semuanya anak adopsi dari panti asuhan yang sama. Lalu Jung Hoseok sebagai saksi,” tambah Yoongi. “Tidak ada saksi lain yang bisa kumintai keterangan karena satu, korban tak bekerja di mana pun dan dua, teman-temannya adalah para pemabuk berengsek berbau babi yang meracau ketika kutanyai.”

“Apakah dia memiliki musuh? Maksudku … seperti lawan berat dalam berjudi?” tanya Namjoon.

Yoongi menggeleng. “Aku mengunjungi tempat yang kerap kali ia datangi dan ya, tidak ada. Menurut pemilik tempat, mereka akan menganggap kekalahan sebagai angin lalu,” ujarnya mengedikkan bahu. “Siapa pun yang berani berbuat onar di dalam sana akan diusir. Well, tempat itu adalah tempat kacangan memang, tapi mereka memiliki penjaga bertubuh gorila. Percayalah.”

Kemudian Yoongi melanjutkan dengan hasil interogasi yang ia lakukan. Dimulai dari Park Jimin, sang kakak tertua yang saat ini duduk di bangku kuliah. Tentang pengakuannya akan jeda lima jam setelah kakak-beradik itu menemukan mayat dan akhirnya menyambungkan panggilan ke kantor polisi. Dan tentang percakapan kecil mereka berdua, dimana Jimin dengan ringan hati menyerahkan bokongnya untuk disekap polisi. Ia bilang, ia kakak tertua dan sudah tugasnyalah melindungi kedua adiknya.

Kim Taehyung, menurut pendapat Yoongi, memiliki sejuta rahasia kelam yang tak mampu ia bagi pada kedua saudaranya. Seokjin bahkan lupa menutup mulutnya saat Yoongi mulai menelurkan dongeng tentang tugas rumah Jungkook dan derai air mata Taehyung di malam bersalju ia datang ke rumah Jung Hoseok. Kim Taehyung terlalu menyayangi kedua saudaranya. Mungkin dipenjara selama dua puluh tahun pun akan ia sanggupi selama hal itu menyangkut kebebasan Jimin maupun Jungkook.

Dan akhirnya konversasi mereka berujung pada si bungsu―yang selalu merasa kurang, yang selalu memandangi tubuh penuh memar kedua kakaknya dengan tatapan nyalang. Jungkook tak merasa perlu dilindungi―hanya karena ia anak terakhir―justru ia merasa harus menjaga kedua kakaknya terus bernapas sampai besok pagi. Terlebih ketika ia mengetahui tentang masalah pekerjaan rumahnya. Jungkook menyerahkan diri sebagai balas budi, karena―sekali lagi―ia beranggapan sudah cukup Jimin dan Taehyung menanggung segalanya.

Yoongi menyelesaikan cerita dengan satu helaan napas pelan, meninggalkan Namjoon dan Seokjin dengan mulut menganga.

Namjoon bahkan mengernyitkan dahinya sejemang lalu berbalik menuju Yoongi sambil menggumamkan pertanyaan: “Seriously?” lalu dijawab oleh anggukan yang dalam.

Seokjin, di sisi lain, tak berkomentar apa pun, namun dari caranya memijat kening sambil melafalkan sebaris, dua baris kalimat religius, Yoongi tahu pikiran pria itu juga sama teraduknya.

Untuk beberapa saat hanya suara embusan angin dari pendingin ruangan yang menggauli rungu ketiga pria itu, sesekali derit kursi ketika salah satu di antara mereka mengubah posisi. Jam digital di pergelangan tangan Yoongi menunjukkan pukul sebelas siang dan perutnya mulai terasa lapar. O, ya. Semalam ia pulang dan pergi tidur tanpa repot-repot menyeduh mi instan.

Jadi Yoongi menarik dirinya bangkit, sejenak merapikan kemeja berwarna gelap yang diambilnya dari tumpukan paling atas pagi ini.

“Sudah hampir jam istirahat,” katanya. “Jika kalian tak keberatan membicarakan kasus ini sambil makan ….”

Seokjin adalah jiwa pertama yang mengiyakan ajakan Yoongi. “Aku yang menyetir.”

Ah, well, padahal Yoongi berharap Namjoon saja yang menawarkan diri, karena hei, baik ruangan maupun mobil milik Seokjin dua-duanya penuh dengan bau formalin. Rekannya ini tak mungkin kencan di mobil dengan mayat yang diawetkan, ‘kan? Yoongi bahkan sempat mendelik tajam ke arah Namjoon yang dibalas dengan gumaman: “Apa? Apa? Aku salah apa?” lengkap dengan ekspresi melongonya.

Pria itu akhirnya duduk di kursi belakang―sebelumnya sibuk mencari-cari saputangan. Mesin menyala dan seketika semburan aroma yang sungguh ia benci menguar dari pendingin mobil. Ha. Bagus sekali.

Seokjin mengoper ke gigi mundur, lalu menumpu tangan kanan di balik sandaran kursi milik Namjoon untuk memutar setengah tubuhnya dan memundurkan mobil.

Well, awalnya Yoongi hendak mencemooh bahwa Seokjin benar-benar tidak memanfaatkan keberadaan kaca spion tengah, seperti: “Buat apa benda itu bergaya di sana apabila kau harus menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada mobil yang lewat ketika mundur?”

Tapi kemudian sebuah ingatan menampik kepalanya telak dan dengan berpegang pada hal itu, ia menepuk bahu Namjoon. “Aku perlu pergi ke bengkelmu dan melihat mobilnya.”

Perban Taehyung belum dilepas ketika Yoongi melihatnya berjalan di sebelah Jungkook yang mengenakan pakaian rumah, diikuti Jimin dengan ransel besar menggantung di punggungnya. Pria itu menghubungi langsung kediaman kakak-beradik ini, mengatakan bahwa mereka harus menemuinya secepat mungkin dengan alasan keadaan genting.

Awalnya Yoongi tak pernah terpikir untuk menyajikan ketiganya deduksi ini, tapi … well, tumpukan abu tak akan ada jika tidak didahului percikan api, ‘kan?

Jadi Yoongi menggiring ketiganya menuju koridor lantai dua tempat mereka pernah menunggu di salah satu ruang interogasi; pada hari di mana mendiang ayah mereka diperiksa oleh pihak polisi. Namun pintu bertajuk demikian mereka lewati begitu saja―Yoongi menangkap raut wajah ketiganya yang saling berpandangan.

Alih-alih menggiring mereka sebagai tersangka, Yoongi justru membawa mereka menuju ruang pengamat. Baik Namjoon maupun Seokjin masing-masing melempar senyum ketika keempatnya melangkah masuk.

“Duduklah,” tawar Seokjin. “Kami akan mengkonfirmasi sesuatu.”

Membantu kedua kakaknya mengambil tempat duduk, Jungkook adalah jiwa pertama yang merespons kalimat sang dokter. “Apakah ini waktu di mana kalian menunjuk bahwa salah satu dari kami adalah pelakunya?”

Namjoon menghela tawa. “Well, ya … ini waktu di mana kami akan menyebutkan nama salah satu pelakunya.”

“Pengakuan yang masing-masing kalian berikan padaku … aku tahu itu semua beralasan. Kalian saling menyayangi dan perasaan itulah yang mampu menggiring pikiran paling gilamu untuk berlomba menyerahkan diri.” Yoongi kini mengambil alih. “Jimin, merasa yang paling bertanggung jawab. Taehyung, karena kau merelakan segalanya untuk kedua saudaramu. Jungkook, karena kau ingin membalas budi. Apakah aku benar?”

Ruangan hening. Tidak ada satu pun yang menjawab kecuali deru mesin pendingin ruangan dan layar komputer yang sesekali mengeluarkan bunyi ‘bip’ yang lemah.

“Jika aku polisi bodoh dan hanya mengandalkan lencanaku untuk menyiduk orang, apa yang kalian lakukan sungguh merupakan peristiwa emas,” lanjut Yoongi. “Aku tahu kalian ingin melindungi satu sama lain, tapi tidak begitu caranya. Harus ada bukti apabila aku ingin menangkap seseorang―dan mungkin salah satu dari kalian―iya ‘kan? Jadi … untunglah, aku mengajak rekan-rekanku makan siang hari ini.”

Baik Jimin, Taehyung, maupun Jungkook saling berpandangan―untuk kedua kalinya hari ini. Seokjin lantas berjalan menyeberangi ruangan yang tak seberapa luas itu, mengeluarkan lembaran foto mendiang ayah mereka ke permukaan meja. Si kakak tertua masih enggan melihatnya lama-lama, namun Taehyung dan Jungkook dengan patuh mengikuti ke mana arah jari Seokjin berkelana.

“Korban memakan kudapan manis ini sebagai awalnya, dengan tangan kanan karena pada jemarinya terdapat sisa-sisa remah kue dan sedikit berminyak.” Seokjin menunjuk ke suatu bagian. “Perutnya kosong dan ini adalah bahan makanan pertama yang terjun ke perutnya. Well, kalian tahu bahwa penyebab kematiannya adalah sianida? Awalnya kami berpikir pelaku telah melumuri kuenya.

“Tapi hasil tes menunjukkan sampel kue bersih. Ya … jadi kami mulai menyimpulkan, apakah seseorang nekat membuat tangan korban terkontaminasi sianida. Oke, katakanlah iya. Tapi bagaimana caranya?” Kini Seokjin melempar pertanyaan.

Seolah sudah melatih scene ini sebelumnya, Namjoon bangkit dari kursi dan menempati posisi di mana sang dokter semula berdiri. “Kalian tahu kebiasaan ayahmu setiap kali memundurkan mobil, Guys?

Taehyung menoleh ke sebelah kirinya, di mana Jimin dan Jungkook duduk bersebelahan. “Ya,” katanya dengan suara serak. “Ayah akan meletakkan tangan kanannya di belakang sandaran kursi ibu lalu menoleh ke belakang. Dia … kurang mempercayai penglihatannya melalui kaca spion tengah.”

Namjoon mengangguk. “Salahku karena tidak memperhatikan bagian itu,” katanya, melirik ke arah Yoongi yang memutar bola matanya. “Dan siang ini ketika kami hendak makan ke luar, Seokjin melakukan hal yang sama lalu Yoongi menyadarinya. Well, kami melakukan uji pada bagian belakang sandaran kursimu, dan ya … positif ada sianida yang dibubuhkan di sana.

“Mungkin pelaku melarutkannya dengan air dulu, atau mencampurnya dengan sejenis krim, karena normalnya sianida berbentuk bubuk atau dikenal dengan kalium sianida,” terang Namjoon. “Sianida aktif jika ada asam dan kebetulan perut ayahmu kosong waktu itu. Semakin asam, semakin cepat ia berubah menjadi hidrogen sianida.”

“Sianida mengikat oksihemoglobin lalu membentuk komponen stabil. Rantai dengan oksigen terlepas, digantikan oleh sianida. Akibat terlepasnya oksigen dari darah, maka tidak ada oksigen yang mengalir di tubuh.” Seokjin kini buka suara. “Itu yang menyebabkan kematian mendiang ayah kalian. Selain itu, Guys, tangan mendiang sering berkeringat. Butiran sianida dalam krim yang dibubuhkan bisa larut dan masuk melalui pori-pori kulit juga.”

Yoongi memperhatikan satu-persatu ekspresi wajah kakak-beradik di hadapannya: Jimin yang terlihat bingung seolah baru saja dihadiahi sekantong uang, Taehyung membiarkan mulutnya terbuka, dan Jungkook yang duduk kaku di tempatnya. Yoongi menangkap lirikan mata Namjoon dari sudut matanya dan ia menjawab dengan anggukan kecil. Namjoon lantas kembali ke tempatnya dan kini ruangan itu hening kembali.

“Bagaimana …,”

“Sianidanya bisa dioleskan ke belakang sandaran kursi mobil ayahmu?” Yoongi meneruskan pertanyaan Taehyung ketika pintu diketuk dari sisi luar.

Namjoon menggumamkan kalimat ‘biar aku saja’ sebelum berdiri dan berjalan menuju pintu, terlibat dengan konversasi pendek dengan si pengetuk. Ia berbalik dan menepuk Yoongi di bahunya.

“Kau pernah membayangkan ada orang lain yang juga rela melakukan apa pun demi keselamatanmu? Sangat dekat dan selalu ada di sana ketika kalian membutuhkannya? Dan menjadi pendengar setia seluruh keluh kesahmu misalnya?” tanya Yoongi tiba-tiba. “Keluarga kalian begitu dekat hingga saling bertukar kunci mobil untuk berjaga-jaga.”

Jimin, Taehyung, dan Jungkook kini berpandangan, saling melempar pertanyaan bisu seolah sama-sama memikirkan satu nama yang muncul berbarengan di dalam benak mereka.

“Maksudmu bukan …,”

Kalimat Jungkook terputus begitu pintu ruang interogasi terbuka―mereka berenam menyaksikannya lewat cermin satu arah yang menjadi pemisah di antara dua ruangan ini. Jung Hoseok melangkah pelan dengan kedua tangan diborgol di balik tubuhnya, menghadap lurus-lurus ke bawah ketika seorang opsir berseragam memintanya duduk dan mengatakan bahwa akan ada seseorang yang akan menemuinya.

Yoongi berdeham dan memulai penjelasannya; bagaimana Hoseok melumuri belakang sandaran kursi mobil mereka, bagaimana kemudian genangan air di ruang tengah membuat penyebab kematian korban seolah-olah karena terpeleset, dan bagaimana Hoseok tak melawan atau kabur ketika tiga orang opsir berseragam menjemputnya.

Sang detektif kemudian meraih buku tebal yang tempo hari ditemukan oleh Namjoon di jok belakang mobil. “Kupikir ini adalah milik Jimin,” aku Yoongi. “Namun ia mengutarakan padaku kalau mata kuliahnya mengandung unsur ekonomi dan membahas pergerakan mata uang. Jadi aku langsung berspekulasi bahwa ada yang salah.

“Aku hampir mengira bahwa kau pembunuhnya.” Kini Yoongi menunjuk Jungkook. “Kata-katamu waktu Taehyung sedang menjalani masa hukuman dua belas jamnya.”

“Tapi deduksi orang ini berubah lagi,” ujar Namjoon, tiba-tiba buka suara. “Ketika ia mengadakan konversasi empat mata dengan Taehyung.”

Untuk pertama kalinya pada hari itu, Yoongi akhirnya meloloskan tawa pelan. Ia menggeleng-gelengkan kepala, merasa takjub akan kasus yang baru saja ia selesaikan. “Berhentilah saling mengumpan diri kalian, Guys,” katanya. “Kalaupun salah satu dari kalian adalah pelakunya, aku yakin dua yang lain mungkin akan bahu-membahu mengebom sebuah gedung supaya bisa dijebloskan ke penjara bersama-sama.”

Saat itu, tawa Namjoon adalah yang paling mudah terdengar di antara tawa lainnya.

Yoongi memenuhi permintaan ketiga saudara tak sedarah itu untuk bertemu dengan Hoseok sebelum yang bersangkutan digiring ke mobil polisi. Ia―bersama Namjoon dan Seokjin―enggan menciptakan suasana canggung dengan hadir di tengah-tengah keempatnya, jadi ketiga pria itu berdiri beberapa langkah ke belakang.

Taehyung―tentu―adalah orang yang paling kaget ketika menyaksikan Hoseok masuk ke ruang interogasi dengan tangan diborgol. Yoongi sudah memprediksi itu sebenarnya, karena bagaimanapun Hoseok adalah satu-satunya orang terdekat si anak tengah setelah kedua saudaranya. Tubuhnya kaku ketika Hoseok berbalik dan merangkulnya singkat, mengucapkan sebaris kalimat yang tak mampu ditangkap oleh indera pendengaran Yoongi. Lalu si tetangga dekat akhirnya memeluk dua saudara yang lain―masing-masing dihadiahi satu, dua patah kata sebelum akhirnya mereka berdiri saling berhadapan.

Ketika akhirnya Hoseok menganggukkan kepalanya pada seorang opsir berseragam yang bertugas mengawalnya ke mobil, Yoongi menangkap tatapan mata lelaki itu. Yoongi tahu, bukan rasa dendam atau amarah yang terkandung di sana, melainkan kelegaan karena ia pikir tugasnya melindungi ketiga saudara itu selesai sudah. Dimulai dari menjadi seorang pendengar yang setia, sampai malaikat maut berjubah dewa penolong. Itu pengandaian yang diberikan Namjoon saat sosok si anak kuliahan mulai meniti langkah.

Di kepala Yoongi terekam jelas tentang apa yang mereka temukan di rumah sang tetangga: krim, bubuk kalium sianida, dan beberapa buku referensi. Andai Yoongi tak seteledor kemarin dengan tidak menanyakan apa jurusan yang diambil Hoseok atau penelitian apa yang tengah ia kerjakan sebagai tugas akhir, mungkin pria itu tak perlu frustrasi separah ini. Dan ya … buku yang ditemukan Namjoon di jok belakang mobil mendiang adalah salah satu dari bacaan sang pelaku.

Hoseok mengkonfirmasinya sendiri.

Saat pintu mobil tertutup dan derunya tak terdengar lagi, Yoongi teringat akan kalimat Hoseok saat ia mendatangi rumahnya dan menunjuknya sebagai pelaku.

“Mereka anak-anak baik, Detektif. Aku tak bisa tinggal diam sementara mereka hidup di bawah pukulan dan cacian. Kupikir … inilah yang seharusnya kulakukan,” ujarnya, sementara ia menyerahkan kedua tangannya untuk diborgol. “Dan aku tak merasa menyesal sedikit pun, Detektif. Lega, malah.”

Well, entah Yoongi harus tetap bungkam atau meringis mendengar barisan pernyataan itu.

Tepukan Namjoon di bahu Yoongi adalah hal pertama yang menarik perhatian pria itu ke permukaan, selanjutnya ia melihat ke arah yang ditunjuk sang rekan―Seokjin yang berdiri di sebelah mereka dengan amplop cokelat berisi foto-foto lama dari mobil milik mendiang.

“Sudah saatnya amplop ini kita kembalikan, bukan begitu?” tawar Seokjin yang disambut oleh anggukan Yoongi dan Namjoon yang mengangkat ibu jarinya.

Jimin adalah orang pertama yang mendongakkan kepala setelah beberapa saat kakak-beradik itu saling berkumpul dan memilah-milah lembaran foto di tangan mereka. Yoongi tak bisa lebih tersentuh dari ini, ketika sang kakak tertua mengucapkan kalimat ‘terima kasih’ yang tulus dan bungkukan tubuh yang dalam. Taehyung dan Jungkook menyusul kemudian dan masing-masing dari mereka mendapat senyum langka dari Yoongi.

Namjoon mendengus di belakang punggung rekannya saat itu, membuat Seokjin tergelitik untuk menginjak kaki si pria tinggi.

Saat ketiganya berbalik dan berjalan beriringan menuju pintu utama kantor kepolisian, Namjoon menyenggol Yoongi dan Seokjin―dengan latar belakang suara perut yang keroncongan.

Guys, bisa kita pergi makan siang sekarang?”

—fin


  • gaes, brace yourself ini notes-nya bakalan panjang.
  • karna chapter terakhir jadi publishnya aku cepetin sehari ehe 😀
  • MAKASIH BANYAAAK BUAT YANG NGIKUTIN SERIES INI SAMPE AKHIIIR HUHU. thank you, thank you, thanks a loooot fellas! huhu. bahagia. ini multichapter pertama setelah … udah lama banget pokoke haha. dari dulu mau bikin yang chapter banyak selalu nggak selesaaaai soalnya xD
  • thanks a loooot buat La Princesa aka Kak Put aka my partner-in-cobonyi yang udah jadi first reader, udah bantu beta, dan udah ngasih jackpot pipi ke akuuu :”) me lafs you kaaaak! ❤
  • anyway, aku mau ngadain testimoni deh hehe. kalo berkenan tolong dijawab yah gaiiis, kalo engga gapapa kok :))
    • soal ceritanya … ada yang ngerasa dibohongin ngga atau penjelasannya mengada-ada? maksudku, ada clue yang menurut kalian kusembunyiin nggak? bikos dari yang aku baca di guide nulis cerita detektif, kalo di cerita detektif-detektifan dan penulis nggak ngeluarin clue sama aja penulisnya ngebohongin pembaca dan itu fatal. pabila iya, kasitau aku yaa x)
    • kalo misal ada pertanyaan dan masih bingung di beberapa tempat nanti kubantu jawab hihihi.
    • GAIS REVEAL DEDUKSI KALIAN DOOOONG xD soal pelaku dan alasannya hehehe.
  • btw maaf ya malah jadi panjang ngunu notesnya, bikos baru pertamaa huhu. dan makasih yang udah sabar ngikutin sampe akhir (ini kayak abis menang mubank sumpah hahahaha). aku sayang banget sama plot ini, jadi kuseneng akhire nyampe part akhir :”)
  • so so sooooo sorry buat segala kekurangannya. i’ll try harder next time kalo bikin cerita detektif-detektifan lagiii hehe, aku janji x) anw ada yang tertarik mau bikin cerita detektif kaah? seru loh! hehe.
  • last but not last, thank you for readiiiing! see you soon in another story! hehe. salam olahraga!

34 thoughts on “Brothers [4 – END]

  1. nokaav3896 says:

    Halo kak fikeeey >< Karena aku baca part 3-nya barusan jadi aku komennya langsung di part ini yhaaa 😀
    Kalo aku pribadi sih engga bosen soalnya emang suka baca model detektif gini apalagi tokohnya Bangtan 😀 Kak Yoongi as detektif bener2 keren di mataku :3
    Buat deduksinya….mmm aku mulai mikir mikir kalo pembunuhnya bukan salah satu dari mereka itu di part 3 barusan tapi ngga sampe mikir hoseok juga sih hahaha 😀 aku malah mikirnya ibunya tuh dulu ga beneran mati terus yang ngebunuh ini ibunya (ala ala sherlock and the abominable bride) /lol ampuni deduksi aneh ini ya 😀 Aku malahan sempet mikir "Hoseok porsinya dikit banget ya…" dimana pemikiran ini seharusnya bisa membawa pencerahan kepada "siapa tersangka sebenarnya". Soalnya di sherlock dan kisah detektif lainnya itu biasanya kalo ada tokoh yang muncul dikit di awal dan kesannya "nggak penting" gitu malah bisa jadi memegang peranan besar. Moriarty awal muncul di sherlock bbc kan juga cuma jadi pacarnya asisten lab sherlock gitu 😀
    Terakhir, aku suka banget sama fic ini! ♡♡♥♥♡♡♥♥♡ paling favorit selama baca fanfic pokoknya! :3 thankyouuu kak fikeeeeeeeey! :3

    Like

    • fikeey says:

      haloooo nokaav hehe. iyaaah santai ajaaah x))
      iyaaah aku takutnya karna kebanyakan deskrip malah pada bosen bacanya, tapi alhamdulillah pabila engga ehe. tbh di bangtan yang karakternya paling bisa dibikin serius tuh yoongi sih xD jadilah kepilih yoongi as center ceritaa ehe. OMG ABOMINABLE BRIDE :” aku mo nonton itu gajadi-jadi mulu (malah curhat). iyaah hoseok seolah-olah jadi cameo, but but dia megang peranan hehe. sumpah aku jadi pengen rewatch sherlock lagi huhuhuhu 😦
      anw makasi banyak yaaa nokav udah ngikutin brothers dari act 01 sampe finale hehe. makasi jugaaaa udah baca dan komeeen hihi. waaa harusnya aku yang makasiiiih :3

      Like

  2. Ms. Pang says:

    FIRSTLY FIRST AKU MAU KONFIRMASI AKU TIDAK SEDIKITPUN MERASA DIBOHINGI. TIDAK.

    SECONDLY, KAFIKA SLAAAAAYYYYYYYYYYYY!!! ♡♡♡♡♡♡ KAK AKU BAHAGIA KARENA DEDUKSIKU SALAH. BENERAN DEH.

    KEMUDIAN AKU NYEMILIN CILOK SAMBIL NGETIK KOMEN AS I SAID LAST NIGHT KALO DEDUKSIKU SALAH AHHAAHAHAHHAHAHA AKU MENIKMATI PART EMPAT PUN CILOK INI WAWAWAW

    KAFIKA AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

    sek matiin kepslok biar sopan

    Jadi, iya. Aku menghakimi jungkook dengan alasan buku tugas dia yang bernoda, seperti kata etet. Kukira itu sianida yang dibubuhkan jungkook oh ternyata mungkin itu dari tangan si bapak yang dari pegang mobil.

    okay case closed.
    Dosenku sudah datang kafika bhaaay

    Like

    • fikeey says:

      ((DIBOHINGI)) ASTAGA FIKA MASIH AJA JADI AUTO-CORRECT KAKPANG HAHAHAHAH MAAFKEUN xD TUH KAN KALO BALES KOMEN KAKPANG BAWAANNYA PENGEN INJEK KAPSLOCK TERUS SAMBIL NGUQUQ HAHAHAHAHA. CILOK DILISENSI ASTAGAAAA xD KAKPANG AKU BAGI CILOKNYA JUGA DONG HEUHEU.

      ((menghakimi jungkook)) HAHAHAHAHA KOK AKU NGAKAK SIH HAHAHAHA (sek matiin kepslok. ini kesannya kita kayak teriak-teriakan ahahaha). kakpang awas dimarahin ama dosennya ketauan makan cilok wkwkwk.

      kakpang makasi yaaaah udah ngikutin dari act 01 sampe finale. makasi juga kakpaaaang udah baca dan komeeen hehehehe! babhaaay 😀

      Like

  3. doremigirl says:

    HAHAHAHAHAAHAH INI AKU KETAWA LAGI. SUMPAH AKU SENYUM SENYUM SAMPE TERAKHIR AKU GABOONG SOALNYA DEDUKSIKU BENER. Percaya nggak kak kalo aku bilang aku langsung mikir pelakunya hoseok pas baca kutipannya? Tiba-tiba langsung yakin dan waktu jalan ke bagian terakhir pas yoongi reveal pelakunya, yeokshi bener feelingku.

    awal-awal (ini udah boleh reveal kan ya?) aku mikirnya pelakunya itu kayaknya jimin, atau mungkin malah ketiganya. soalnya dipikir-pikir kok kayaknya ini tindakan manusia berpendidikan, dan yang paling berpendidikan di antara ketiganya itu jimin? karna masih sempit sih pas itu jadi aku mikirnya …. ah, oke jung hoseok itu cuma cameo di sini. kenapa aku mikir ketiganya bisa juga? karna aku sempet tau gitu ada suami-istri yang salah satu kena kasus, keduanya ngaku, dan salah satu kayak semacam melindungi yang lain dengan tujuan supaya polisi bingung. itu di seri ten kalau ngga salah, drakor xD

    yeokshi, tapi kalau untuk urusan clue dll sih it’s okei it’s love aku rela dilempar lempar ke tersangka mana aja sama kak fika. karna asiknya baca seri detektif kan di situ wkwk

    terus sisanya ku mau rambling kakfika … ini aku harus pilih tersangkanya apa detektifnya??? pas baca ini aku kayak semacam ‘buset kak fika tega’ terus feels overflowing (ya idup veli cuma drama isinya)??? wow still aku suka banget sama jalan ceritanya, untung triplets baik-baik saja :’) cuma yang masih bingung kenapa lima jam baru lapor itu aja sih yang aku heran.

    udah kak kalo dilanjutin kayaknya ga selesai-selesai, dah aku penggemar berat series kak fika huhuhu sukses terus kaaak!❤

    Like

    • fikeey says:

      veliiiiii :”””) firstly first, congrats karena tebakannya beneeeer hehehehe.

      sek vel, omg aku nggak kepikir kalo ini tindakan manusia berpendidikan huhu yeokshi veliiii :”) HAH ITU DRAMA APAAAA. tbh aku ngga terlalu ngikutin dramkor sih huhu, tapi kok kayaknya seru yha. entar ah kepo hehehehe xD no, jung hoseok nggak boleh cuman jadi cameo HAHAHAHAHA. jung hoseok harus punya peran penting! (tapi ngasih perannya jadi pembunuh.) (disambit fansnya hoseok) hahahaha xD

      HAYOHAYOOO PILIH MANA HAYOOO xD oiya yang baru lapor 5 jam kemudian, itu actually bener-bener karena triplets takut. bener-bener yang kaget, takut, bingung. gimana sih rasanya nemuin orang yang selama ini nyiksa tiba-tiba ditemuin tergeletak di tengah rumah haha. di bagian itu emang lupa aku eksplor emosinya sih, cuman di bagian yang konversasi jimin-yoongi yang jimin bilang kalo mau neken nomor telepon aja dia gemeteran hehehehe xD

      makasih banyak yaaa veliii. makasih banyak udah ngikutin dari act 01 sampe finale. makasi jugaaaa udah baca dan komeen hehe. veli sukses terus jugaa yaaa dan keep writiiiing too hehe ❤

      Like

  4. rainlaksani says:

    Untung aku ngecek blog trashy treasure, jadi tau kalo brothers dimajuin.
    Uwaaa seneng banget akhirnya update^^
    Aku mikir pelakunya itu jungkook waktu pertama baca brothers [1]. Soalnya dia itu calm gitu. Tp berubah pikirin jadi hoseok.
    Disini penjelasannya bikin aku jadi tertarik sama sianida *nahlo(?)
    Aku juga puas banget sama endingnya.
    Sukaaaaaa bangeetttt.
    Aku udah gatau mau ngomong apa. Ini keren pokoknya (y)
    Kapan2 buat lagi ya kak :3 kalo bisa yang lebih “wah!”

    Like

    • fikeey says:

      halooo rain, hehehe. iyaaah karna ini finale, yaudah aku majuin deeh ehe. huwa huwaaaa tapi emang jungkook kubikin jadi red herring 2 setelah taehyung sih xD yeyeyeyeye. wah kamu kenapa tertarik sama sianidaaaaa xD jangaan, bahaya! hahahaha. makasih banyak yaaa rain udah ngikutin dari act 01 sampe finale. makasi juga yaa udah baca dan komeen hihi. insyaa allah pabila ada ide pasti kutulis ehe. makasi yaaah! 😀

      Like

  5. aurora says:

    kakfika kenapa sih ini aku baru baca udah nahan2 tawa, serius apalagi pas di deskripsi duduknya yoongi HAHAHAHA. anyway aku paling suka scene trio tetua (((trio tetua))) di permulaan itu, seneng aja gitu mbaca trio ini diskusi sesuatu yang berfaedah dan serius-tapi-ngga-serius-amat.

    dan entah kenapa mungkin ini pengaruh kepala yang masih dihanduk jadinya aku rada lemot, aku baru keinget soal kebiasaan mereka di mobil tuh pas si seokjin nanya “tau kebiasaan papa kalian tiap mundurin mobil, kan?” terus langsung HAAAAAAHHH?? OHHHHHH ((plis ga enak banget))
    btw mau ikut jawab testimoninya dong.

    – nggak sama sekali??? soalnya menurutku cerita detektif emang semestinya agak nipu biar si pembaca lebih ngencangin (?) insting. dan clue yang kak fika taroh tuh nggak sedikit, cuma dieksposnya secara alus, biar pembaca lebih ngencangin insting (2)
    – AND CAN I CONGRATULATE MYSELF NOW? YANG AKU CURIGAI DI ACT 01 EMANG JUNG HOSEOK *tebar confetti* *clap for me gais* sumpah gaboong dari awal baca tuh emang “wa hoseok nih ya hoseok kali wawawa” meskipun nggak diseriusin banget deduksinya, dan kalo dipikir2 kan agak ganjil juga si tiga sodara ini pada ngakuin diri sendiri ya.
    – kenapa aku curigain hoseok? nggak tau sih ini cuma feeling aja, aku tuh rada aneh gitu ya kok satu-satunya saksi cuma hoseok??? dan karena udah kebanyakan makan conan dan di sana kan pelakunya tuh biasa yang ngga terduga ((elah masi bahas conan))

    aw ini mix terharu dan kaget loh sama hoseoknya. kapan lagi sih ada tetangga yang segitu sayangnya sama kita sampai rela dipenjara gituu, huhu orang baik sekarang jarang syekali.
    lastly, thanks for this awesome 4-chaptered story kak fika! nicely done banget ;-; kenapa sih tombol likes cuma ada satu ;-;

    keep writing ya ❤

    Like

    • fikeey says:

      HAHAHAHAHA SEK NGAKAK TRIO TETUA WHY AIS WHY TRIO TETUA xD (sek gegulingan sek.) wkwk kalo jadi detektif diskusinya harus berbobot dan berfaedah btw, tapi tetep yha emang serius nggak serius tuh udah jadi rule utama xD anw makasi banyak yaaa ais udah ikutan jawab testimoninyaaaa hehe.

      wahahaha its olrait, aku aja bikin ini berkiblatnya ke detective conan kok xD tentang saksi yang cuman hoseok … itu serius deh pas udah jadi ceritanya sampe act 04 tinggal publish, aku tuh yang, anjay kenapa nggak masukin saksi laen. tapi udah keburu jadi, terus males ngubah plot, jadi ,,, beginilah xD intinya, salahku fatal banget soal munculin saksi yang cuman satu orang HAHAHAAHA. makanya aku ngelesnya di bagian yoongi bilang pas pergi ke tempat judi ayahnya trio, ngga ada yang bisa dijadiin tersangka atau saksi wkwkwkw xD

      iyah btw tetanggaku ngga ada sebaik hoseok juga 😦 (malah curhat kan). makasi banyak yaaaa ais udah ngikutin dari act 01 sampe finale hehe. makasih udah baca dan komeeen. sumpah aku seneeeeng. ais keep writing juga yaaa ❤

      Like

  6. ANee says:

    KAK FIKAAAA!!! APAAPAPAAN INI !!!! YAAMPUUNN. AKU EMANG NYANGKA KALAU KETIGA BERSAUDARA ITU BUKN PELAKUNYA, TAPI BENERAN NGGA KEPIKIRAN KALAU TERNYATA HOSEOK!!!! AIIGOOOO sorry capslocknya kebacut kepencet tadi hehee

    as always, aku selalu suka sense of humornya kak fikaaaa!!! hah! kapan aku bisa bikin gituan aiigooo oh my!!! pas baca tuh yaa aku sampai ngikik-ngikik gitu. makasih makasih becos ini aku beneran lagi suntuk dan butuh asupan humor haha

    sebenernya clue itu ada. pasti. tapi mungkin aku yang mis. padahal kan udah kubaca dua kali, tapi kok yaa ngga terlintas sama sekali kalau itu tetangga setia kawan yang ngelakuin kayak gituuuu. hmmm
    dan tadi aku sempet baca salah satu komen yang bilang: ngga mungkin hoseok cuma numpang lewat, dia pasti punya peran. intinya gitu. daaaannnn iya aku dari awal baca past 1 tuh udah sempet nyeplos: kasiian banget ini hoseok nyempil cuma disuruh jadi saksi. oh ternyataaaaaa dia biang keladinya! detektifnya jelas dapet! friendship dapet! brothership dapet!!! paket langkap laah kaaaaakkkkk!!! AKU SUKA SEJUTAAA KALIIIII !!! aiigoooo~

    wes ah, komenku kepanjangan dan gapen banget hehehehe KEEP WRITING KAKAK!!!!! /pelukkk/

    Like

    • fikeey says:

      HAHAHAHAHAHAHAHAHA (insert stiker moon ketawa setan). (ayo ayo kepsloknya dimatiin dulu.) harus, harus kepikir hoseok karena aku ngga akan ngeluarin karakter yang cuman numpang lewat doang ahahaha xD

      anee percaya deh sumpah humorku itu receh banget haha xD ngeliatin badut t-rex maen ice-skating aja aku ngakak sampe videonya aku download terus aku tonton berkali-kali. tapi alhamdulillah pabila humornya nyampe dan nggak aneh ehe.

      ahahahahay, hayoloh padahal kamu udah notis hoseok muncul kok nggak ngapa-ngapain ahaha xD nggak papa anee, makasi yaaa udah baca dan komeen hehe. (peluk baliiik). keep writing juga aneeee! 😀

      Like

  7. Kimee says:

    Hey kak fika.. Salam kenal (lagi).

    Aku baca Brothers ngebut-ngebutan kak. Antara pengen cepat-cepat tau siapa si tersangka sama astaga ini hampir tengah malam dan besok harus bangun pagi /knp curcol/.
    serius.. kak fika makin keren nulis yang genre-genre beginian. dan aku suka banget sama brothers ini. kalau golden trio banyak aksi tembak-tembakan dan kebut-kebutan, brothers ini permainan deduksi ya dengan bawa-bawa racun. awal tau kak fika nulis genre seperti dengan cast baru tuh, langsung mikir, kyk golden trio gak sih nanti karakter2-nya? tapi ternyata salah. parah. ini mah jauh. kerennnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.
    jempol deh buat kak fika untuk deskrip tentang sianidanya.

    aku mikirnya emang hoseok dari bagian 2 tapi kak fika sukses bikin aku mikir lagi, jangan-jangan jungkook/oh no/ soalnya hoseok perannya mencurigakan. mana kyknya sayang banget sama tiga sodara ini. sebenarnya, untuk tebak-tebakan tersangka aku udah pasrah aja sih, soalnya terdistraksi sama kehidupan miris ini anak tiga. kata yoongi tuh benar, kalau salah satu diantara mereka tersangka paling lainnya minta di penjara juga. yang jadi perhatian aku malah, gimana racun itu bisa sampai ke korban. dan senang bangetlah, aku benar hahaha. tipikal conan ya kak, kalau masalah racun pasti kebiasaan korban yang pakai. dan dari sini hoseok jadi perhatian lebih aku. taehyung kan doyan cerita ke hoseok, jadi kemungkinan dia pasti tau kebiasaan ayah mereka. dan aku mikir kalau tiga anak ini kyknya gak mungkin naruh racun di tempat dimana mereka punya kenangan bagus, kecuali kak fika sempt nyeritain kalau sekitar tempat pembunuhan banyak kenangan indahnya. sok tau aku ya.

    cuma satu sih yang di bagian 4 kyak ada yang kurang. jadi kesannya kak fika buru-buru/atau gak? aku sok tau lagi/ scene dimana the brothers ketemu hoseok pas dia sudah jadi tersangka. kyknya butuh sedikit sisipan pas mereka bahagia krn ternyata gak satupun dari mereka tersangka tetapi sedih krn hoseok yang ngelakuin itu. iya aku kan anaknya drama hahaha. sorry kak komenku panjang banget!!! pokoke aku suka banget!!!! pengen minta diajarin

    Like

    • fikeey says:

      sik sik, ini mey yang punya peachvil hill kan? (aku klik peachvil dot wordpress tapi blognya udah dihapus ya huhu) :”(

      anw hehe iyaa, ini pertama kali banget nulis cerita detektif-detektifan yang bener-bener bawa deduksi literally sekaligus bikin plot yang kayak gini hehe. kalo golden trio dulu kan lebih ke action/crime aja, kalo yang ini merepetnya ke detective/crime hehehe. dan … syukurlah pabila kesan golden trionya nggak kebawa ke cast baru :”) aku udah pundung takutnya masih kebayang-bayang karakter golden trio hehe. makasi yaaa mey.

      yang bagian hoseok itu deket banget dan perhatian sama trio ini sebenernya bisa dijadiin motif juga kok ehe. soalnya hoseok bahkan tau duluan rahasianya taehyung, dan taehyung yang cerita hampir semuanya ke hoseok ehe. waaa sumpah aku bahagia kamu bisa nangkep poin soal racunnyaaa! iyaa. kamu inget cerita conan yang pembunuhan vokalis band sama manajernya sendiri gak? ada di conan awal-awal sih hehe. aku beneran kepikir cara ngebunuh pas keinget sama kasus yang itu lho wkwkwk xD sampe aku cari chapter itu di internet ehe.

      soal keburu-buru, iya kok beneer ehe. sebelum dibeta bahkan lebih keburu-buru dari ini. waktu itu aku dikasihtau kakput kalo agak keburu-buru di akhir, makanya kuedit kaan. ternyata masih kerasa yah? ehe. iyaaa tadinya bagian itu mau kujelasin lebih, tapi jatuhnya malah ngga sedih atau gimana, terus aku pas baca ulang juga kurang sreg makanya aku cut lagi hehehehe 😀 tapi makasih atas notisnya yah meey ehehe. emang kalo udah mendekati akhir tuh rasanya pengen cepet-cepet selesai gituuu ehe.

      makasi banyak yaaa udah baca dan komeeen ehe. ayo ayooo nulis crime/detective hehehe x))

      Like

  8. Yukiharu_nff says:

    Kak Fika, aku jawab yg testimoni dulu yaa…
    . Merasa dibohongi? Nggak sama sekali. Karena tersebar clue di mana-mana, Kak. Bahkan dari part awal, kalau kitanya jeli. Penyampaiannya juga halus.

    Ini mengenai deduksiku sama alasannya:
    Aku seneng Kak, karena dari part.1 deduksiku bener. Dari awal aku udah ngantongin satu nama sebenernya, JUNG HOSEOK. Dan akhirnya aku bener, haha 😀

    alasannya, pertama part-nya Hoseok muncul itu dikit bgt. Biasanya kalau di film2 atau cerita detektif itu yg munculnya bentar malah jadi pelaku utamanya, mungkin biar muncul kesan nggak nyangka, atau malah lupa eksistensi tokoh itu.

    Kedua, Hoseok di sini penggambarannya kelewat baik. Biasanya, tokoh2 kyk gini malah mengejutkan. Apalagi aku sempet baca (lupa part berapa, dan siapa yg menilai, kalau ga salah mah Namjoon yaa, duuh ya Allah kalimatnya pun aku lupa) intinya si Hoseok keliatannya kyk anak kuliahan yang bener2 baik, nggak mungkin dicurigai. Malah kalimat2 kyk gini menurut aku yg bisa jadi kata kunci.

    Ketiga, dia ini satu2nya orang yg deket sama ketiga anak korban. Dia tau segalanya (Bahkan rahasia Taehyung pun dia tau) dan kelewat sayang sama mereka. Jadi, ada kemungkinan besar dia yg jadi tersangkanya.

    Keempat, entah kenapa baru baca summary part akhir ini, yang kebayang di kepalaku langsung Hoseok (ini masuk kategori alasan nggak sih, kkkk)

    sekarang2 ini aku nggak kepikiran buat bikin cerita detektif Kak. Ribet kyknya, hehe. Harus banyak referensi kitanya, iya ‘kan?

    Buat keseluruhan ceritanya dari awal sampe akhir, aku suka banget Kak. Bacanya nyaman bgt trus ngefeel jg.
    Pokoknya aku suka bgt Kak…

    Like

    • fikeey says:

      halo, neng! waaa firstly first makasi udah ikutan jawab testimoni yaah ehehe x) ohiyaa dan congrats karena udah ngejawab bener pelakunya (ngasih sepaket bts sebagai hadiah) wkwkwk.

      yup. sepanjang aku pernah baca-baca cerita detektif tuh, mesti pelakunya jarang muncul, atau kayaknya inosen, but sekali muncul dia tuh bawa sejuta petunjuk tapi masih hidden gitu. musti bener-bener bacanya kalo gamau kecolongan (and yes, aku kecolongan terus heu kzl).

      yupssie, again you got the point ehehe. sebenernya itu aku jadiin trigger juga biar reader nggak ngelupain hoseok sebagai pelaku ehehe. aku seneng kalo kamu nangkep maksud dari kalimat namjoon yang terus-terusan berbaik sangka ke hoseok hehe.

      iyah sebagai temen deket bisa dijadiin motif juga ehe. bagian yang hoseok tau segalanya sampe taehyung apa-apa curhat ke dia, itu bukti paling krusial hehe.

      hahahaha bisa kok bisaaaa xD

      tbh, iyah. musti banyak-banyak riset dan apa pun kemungkinan harus dipikirin hehe. dari motif pelaku, terus nyembunyiin clue tanpa terkesan ngebohongin reader :” tapi bikin cerita detektif itu ada trik-nya kok hehe. semangaaaat! 😀

      makasi banyak yaaa neng udah ngikutin brothers dari act 01 sampe finale huhu aku seneng sumpah :”) makasi juga udah baca dan komen di tiap chapter hihi 😀

      Liked by 1 person

  9. cherryelf says:

    Pft kak fika pft, tolong ingatkan daku kalau orang yg tampaknya ga punya alibi untuk dicurigai, ternyata adalah orang yg punya seribu satu peluang buat jadi pelaku. X,DDD

    Ah, aku paling greget kalau ga bsa nebak. Pengen nendang sesuatu. Pengen ngeputer waktu, trus jadi lebih teliti lg buat ngulik2 kasus ini. Kak Fika sukses mengecamukkan hatiku. Baca ginian kayak masukin benang ke lubang jarum yg size paling mini. Kudu melotot, padahal jelas di samping ada kacamata pembesar. Padahal jelas ada clue, tapi masih aja kepikiran yg macem2 </3333

    Heseok harus bersyukur krn korbannya ga punya kebiasaan cuci tngan sebelum makan ya X,DDD

    Dan ya, suatu hari nanti. . . aku bakal nulis creamy creamy. walaupun ujungnya entah dipost atau ga, pft

    sukser trus kak fik! kutunggu creamy2 lainnya ❤

    Like

    • fikeey says:

      HAHAHAHAHA. ya allah aku inget dulu selalu kesel kalo udah baca detective conan. abisan orang-orang yang udah aku yakin banget bakal jadi pelaku ternyata malah engga ._. kzl.

      masukin benang ke jarum xD ya allah fatiiim ahahahaha. the perks of reading detective stories yha hahahaha. samaaa ih. aku juga kzl kalo baca cerita detektif eeeeh ketipu di akhir astagaaaah pengen nendang kursi heu (tapi entar kakine sakit).

      ga kepikir cuci tangan kayaknya soale baru mabok hahaha. YES! AKU DUKUNG FATIM NULIS CRIME YES! ENTAR KASIHTAU AKU PABILA UDAH POST YHA POKOKNYA WOHOOOO.

      sippp fatiiim, makasi juga yaa udah baca dan komeen. kutunggu juga cerita crime kamuuuh ehehe ❤

      Liked by 1 person

  10. titayuu says:

    AKU GAK TAU MAU KOMEN APA YA TUHAN!! KAK PENGIN MAKI DIRI SENDIRI SOALNYA SEBEGO ITU GAK SADAR SAMA CLUENYA HUHUHU

    sebelumnya mau minta maaf dulu baru baca sekarang dan komen langsung di chapter terakhir :’)

    jadi gini, aku mau runut dari chapter 1; awalnya sempet kepikiran jehop pelakunya tapi tetiba ganti ke tae pas tau katanya tae suka pemberontak dan lebih sering berantem sama bapaknya. jadi yah peluang besar tertuju sama dia.

    chapter 2; aku mulai curiga sama jimin dan jungkuk dan less buat tae. gelagat jimin pas di introgasi tuh mencurigakan gelaa. terus jungkuk juga paling bikin curiga sampe yakin bgt soalnya dia kan lbih jarang beraksi dan jarang terlibat pertengkaran sam ayahnya. jadi kukira dia mau balas dendam krn ayahnya serng bikin kakak2nya terluka.

    nah chapter 3; AKU NGULANG KONVERSASI YUNGI TAE MASA… di situ sih aku mulai simpati sama tae terus mikir, ini anak gak mungkin bohong dia bukan pelakunya gitu. sampe pas namjun nemuin buku, YHA KUKIRA JUGA ITU BUKUNYA JIMIN! terus mikir keras lagi, jungkuk yg gak paling stabil kebiasaannya di dalem mobil. kan kata tae si jimin suka tts, tae suka baca komik, tp jungkuk gak terdeteksi sukanya apa. jadi kepikiran fix pelakunya jungkuk hahahha ((analisa ngaco)) tapiiii terus si jehop dateng kan ya, aku sempet mikir yha ga lucu kalo dia pelakunya. pasti bukan pasti bukan….. taunya….

    chapter 4; NAHLOH AKU MERINDING SEKALIGUS MANGAP BERAPA DETIK HAHAHAH udahlah udah aku gak sanggup… aku suka gimana benang merahnya terhubung tanpa keliatan jelas gitu loooh. apalagi yg tetiba yungi pengin ke bengkel pas jin mundurin mobil. gak kepikiran sama sekali aku mah :((

    hah ceritanya nagih bgt kak hshiqrgauana pesan moralnya dapet, terus tegangnya dapet, sedihnya dapet, warmnya, komedinya juga pokoknya komplit! aku songong banget kalo minta dibikinin action lagi sama kakfik kayanya hahahha tapi beneran ini gak bikin bosen sama sekali dan baguuusss…. luv luv ♥♥♥

    Like

    • fikeey says:

      TITAAAA OMG YOU’RE HERE x)) iyaaah gapapa, santai aja taaa hehe. sama fika mah shantaaay ehe 😀 btw kubalesnya juga per-chapter gapapa yaah!

      act 01: HAHAHAHAHA. itu semata-mata trik A biar reader pada curiga ke tae wkwk. tapi di antara trio cimit-cimit nih yang paling bisa dibikin meledak-ledak karakternya emang tae sih. kalo kuki lebih ke galak tapi diem dia mah xD kalo jimin … nooooo dia terlalu unyu kalo galak hahahaha.

      act 02: wahahaha ini trik B buat mainin pembaca juga. kalo kuki lebih ke pendendam dan tae ngga sabaran, jadi kubikin jimin-nya agak-agak boong gitu. yang bagian dia takut liat foto mayat ayahnya itu fully karna dia takut, hehe. dan di act 03 yang dia bilang mereka nunggu 5 jam sebelum lapor polisi, itu bener-bener karna dianya terlalu kaget. gimana sih liat ayah sendiri tiba-tiba tergeletak ngunu ehehe.

      act 03: hehe. pas act 03, tujuannya ngegiring biar pada curiga ke tae juga soale dijelasin kenapa dia sampe sebegitunya kan. nah, peran jehop dimunculin di sini itu buat ngebahas gimana caranya jehop bisa ngerti seluk-beluk targetnya ehe.

      act 04: hehehehehehehehe (insert stiker moon ketawa jahat).

      makasi banyak yaaa tita udah baca dan komeeen. huhu komennya panjang sekali aku bingung balesnya, ini aja kayaknya balesanku pendek banget yha huhu maafkeun :” dan kusenang pabila kamu suka bacanyaa ehe. insyaa allah pabila ada ide dan mood pasti aku nulis tentang mereka lagi (plus genre action, bikos masih belom bisa dapet feel kalo bangtan disanding sama genre romance atau fluff hahahaha) xD sekali lagi makasih banyak yaaa hehe. seneng :””””)

      Like

  11. choseulate says:

    Hai authoorrr!!! Aku nyesel banget baru buka wordpress sekarang :’ ternyata Brothers dah update. Aku gak ngerasa dibohongin soal clue, tapi ada satu clue yang aku bingung, gatau akunya emang kelewat pea atau gimana… tapi ini bikin bingung.

    Sang detektif kemudian meraih buku tebal yang tempo hari ditemukan oleh Namjoon di jok belakang mobil. “Kupikir ini adalah milik Jimin,” aku Yoongi. “Namun ia mengutarakan padaku kalau mata kuliahnya mengandung unsur ekonomi dan membahas pergerakan mata uang. Jadi aku langsung berspekulasi bahwa ada yang salah.

    Maaf ya author, gatau aku yg lola apa gimana tapi aku gak inget ada bagian itu yg menjelaskan tentang mata kuliahnyaaa… bisa jelasin gak? Maaf yaaaaa ♥♥♥♥

    Like

    • fikeey says:

      hai haaaai! okey aku bantu jawab yaah.

      sebenernya pabila kamu inget di act 03, ada percakapan yoongi sama namjoon waktu namjoon lagi meretelin mobil dan nemuin buku. ini aku copas langsung dari ceritanya ya:
      “Beberapa sidik jari―aku sudah mengirimkannya untuk dicek, selain itu … mobilnya bersih. O, aku menemukan buku ini, mungkin akan memberimu pencerahan.” Namjoon memutar tubuh dan mengambil beberapa langkah menuju mejanya. Ia kembali dengan sepotong buku tebal dengan judul bahasa asing dan bergambar substansi kimia. “Tidak bernama, namun sepertinya buku milik perpustakaan.”

      “Mungkin milik Jimin.”

      (di sini mereka (yoongi ama namjoon) ngiranya itu buku punya jimin, bikos buku tsb ditemuin di mobil ayahnya.) nah tapi di akhir cerita, ada konversasi antara jimin sama yoongi juga, waktu jimin mohon-mohon ke yoongi supaya siapa pun nama yang udah dipegang yoongi buat direveal as pelaku, digantiin sama namanya dia. di bagian ini:
      “Aku sudah memikirkannya sejak itu, Detektif. Well, jika itu artinya aku harus meninggalkan mata kuliahku di kampus yang dipenuhi mata uang.” Uap-uap putih membubung ke udara kala Jimin menghela napas panjangnya dengan latar belakang senyum yang paling lega. Yoongi menajamkan pendengarannya kali ini. “Aku anak yang tertua, jadi akulah yang harus berkorban demi mereka.”

      anw ngga papa hihihi. terima kasih banyak yaaaa udah baca dan komeen. maaf kalo ngebingungin hehe x)

      Liked by 1 person

    • choseulate says:

      Oalaaahh kak aku kira yg dimaksud dengan penuh mata uang itu biaya kuliahnya mahal banget 😦 adduuhh wkwkwkwk makasih kakak udah ngejelasin

      Like

  12. fikeey says:

    ANAK BEBEEEEEEEEK xD HAHAHAHAHA ya allah kak beneran deh aku masih ketawa-tawa tiap baca komen kakput huhu kakput cobonyiiiii :3

    aku juga makasiiiiiiiih banget sebanyak-banyaknya soale kakput udah mau jadi first reader aku, dan ngebetain aku pula huhu. maafin aku yaa kak sering ngerepotin kakpuuut. sumpah, i’m so thankful i have you deh kak :”) kakput tercobonyi sepanjang masaaa ehe. dan iyaa, alhamdulillah series-nya sukses ehe. tadinya aku pundung kak sumpah. pikirku bakal dikit yang suka genre begini bikos harus mikir dan gimana-gimana, tapi alhamdulillah :”) makasih my partner-in-cobonyi udah ngasih semangaaat ehehehe, melafsyou tooooo ❤

    OMG JACKPOT PIPI! iyah jackpot pipi masih respons paling atas kok kaaak hahaha xD astaga itu chat kita literally langsung diisi pipi semua yhaa hahaha

    HAHAHAHAHA. ayo kak kita kayaknya harus ikut tes yang bawa-bawa sense of invisible wire ngunu yha xD sumpah deh nggak di chatroom, nggak pas ngebeta astagaaah. mana di act 03 yang nangkep bagian itu cuman beberapa kan haha xD

    kakput jangan mindeeeer :"( ayo kak ayoooo bertapa dulu (duduk manis di pojokan nungguin kakput rilis cerita detektif). (btw ini yang komen pake La Princesa lagi kakput atau international missing kids nih hahahahaha, masih aje) xD dan …sumpah aku seneng pabila warm sama sedikit hurt-nya bisa nyampe x) OUTSIDERS xD btw i think i found my new golden trio kak hahaha cuman lagi bingung ngasih nama apa hahah.

    INAUGURASI ANGGOTA SST UDAH JADI KAAAK, tinggal edit sana-sini terus publish (dan semoga nggak mengecewakan hehehehe). iyaaah lagi menghimpun tenaga dalam (LAH) xD ini impianku banget btw nulis yang ala ala ocean heuheu. KAKPUT MAKASIH BANYAK KOMENNYAAAA ya ampun sampe dikirimin foto anak bebek jugaaaa uwwuuu kuterharuuu :""") makasi yaaaa kak sekali lagi udah bantuin aku dari awal, ngasih jackpot pipi, baca, dan komen yang panjang bangettt. aku sampe bingung mau bales apaa, dan maafkan aku pabila balesannya pendek :" keep writing juga kakput yang tercobonyiiiiii ❤ ❤ ❤ luvluvluvvvvv

    Like

  13. Tob says:

    Wah, wah, wah tuhkan hoseok. Huft.

    Kak fika! Aku gak ngerasa dibohongin kok karena sejak awal mmang suda menampilkan hoseok jadi it’s okay, kak. Pas ada hoseok aku mikir mungkin hoseok pelakunyatapi mengingat judulnya aku rasa si anak angkat pelakunya. Jadi, aku ngera jungkook pelakunya karena kak fika mendeskripsikan dia sebagai orag yabg sudah memikirkan apa yang mau dilakukannya dan aku yakin jungkook pelakunya.

    Begitu baca part 3 dan baca kalimatnya hoseok, wah ngerasa hoseok prlaunya tapi kembali ke judul jadi tetep ngerasa jungkook. Dan, ketiga baca part ini… ‘TUHKAN HOSEOK’.

    Btw, aku suka sekali cerita ini meskipun lebih banyak deskripsiannya tapi justru itu yang aku suka. Apalagi yoonginya! Duh kusuka:3

    Ditunggu cerita lainnya, kak!^^

    Like

    • fikeey says:

      HEHEHEHEHEHE xD

      alhamdulillah pabila nggak merasa dibohongin hehe. soalnya fatal banget kalo misalkan kayak akunya ngada-ngada tiba-tiba jengjeng pelakunya hoseok wakaka. makasi banyak yaaa alifah sudah baca dan komeen. makasi banyaaaaak. maafkan balesan komennya pendek gini huhu. siaaap! 😀

      Like

    • Tob says:

      Enggak Kok kak, aku suka dan aku gangerasa dibohongin kok:3
      Btw, fanfict ini benar-benar referensi banget buat bikin cerita detektif. Makasih ya, kak!:3

      Like

  14. Ammiya says:

    hi fikeey.. salam kenal, ami nih reader baru..

    ceritanya seruuuuu banget, ane pun ikutan nebak2 si tersangka, dari chapter 1-2 ane pikir tersangkanya mas jimin, abis karakter dia tuh yg tipikal cowok2 sholeh, yang pendiem, nurut, dan berbakti sama orang tua, dan manusia itu kan tidak ada yg sempurna yah, kita jg gak bisa judge orang by the cover yah kan.. jadi yah kali aja baik2 gitu ternyata pelakunya beliau,, soalnya di beberapa film detektif2an yg ane tonton kebanyakan begituh modelnya.. tapi tebakan ane terbantahkan ketika trio kakak adik yg saling mencintai itu saling mengumpankan diri, melindungi satu sama lain, siapapun dari saudaranya yg bersalah, dia rela di jadikan tersangkannya, di situ ane langsung kepikiran jgn2 ketiganya kerjasama, jgn2 mereka bertiga kompakan yg ngebunuh, soalnya itu jelas bgt gimana luar biasanya kasih sayang mereka, pemikiran ane persis spt yg yoongi bilang “kalaupun salah satu dari kalian pelakunya, aku yakin dua lainnya akan akan bahu-membahu mengeboom sebuah gedung, agar kalian dapat dijebloskan ke penjara bersama2”. nah dari situ ane kepikiran “wah ni cabe2an kerjasama nih, udah fix inimah”.. dan tebakan ane salah.. huhu.. HOSEOK ternyata kamu pelakunya.. emang sih sempet terlintas jgn2 hoseok pelakunya,, aaahh tapi masa sih, die kan part nya dikit doang,, lagi perannya gitu2 doang just yah semacam pelengkap saksi pedihnya kehidupan si trio.. Aahhh gak mungkin ah Hoseok, enak bgt part dikit tapi jg pemeran utama (itu pemikiran nista ane) maka terjadilah peperangan antara hati dan pemikiran ane tentang siapa pelaku sebenarnya? (iya, ane emang lebay, iya)

    untuk keseluruhan cerita bagus banget, bahasanya enak banget, ngalir kaya aeer, berasa kita emang lagi nonton atau nyaksiin langsung kejadiannya.. great job honey :*

    terus.. terus.. penjabaran tentang gimana kehidupan si trio, haduuuhh gimana ya, miriiiiis bgt, tapi bikin warm jg sama kasih sayangnya mereka, Like “ya ampuuun ini loh the power of keluarga yg sesungguhnya pemirsahh”. padahal mereka lahirnya gak keluar dari lubang yg sama (sodara kandung maksudnya).. ada gak sih kasih sayang macem gini di zaman sekarang ini? (iya, iya maap,, pan udah di bilang tadi ane emang lebay)

    ane udah baca semua serial brothersnya kamu dari part 1 sampe 4, maaf ya commentnya cuma di chap terakhir, gpp yah hehe

    di tunggu karya selanjutnya fikeey :*

    Liked by 1 person

    • fikeey says:

      hai hai amiiii. iyah kenalan duluu xD panggil aku fika aja btw hehe.

      first thing first omygod makasih udah baca langsung 4 chapter dan ngasih komen. makasih banyak yaaa :* ya ampun aku ada 3 kali bacain komen kamu haha. aku orangnya suka hyper sendiri coba baca komen (iya fika suka kesenengan gitu masa wkwk). and, yes. biasanya di beberapa (dan kayaknya hampir semua cerita detektif yha) pasti yang keliatan paling baik-baik saja biasanya yang paling bahaya wkwk. dan kusenang kalo rasa family-nya nyampe hehe. tadinya udah pundung, soalnya kalo sense family-nya ganyampe, buyar udah kayaknya cerita ini ngga ada feelnya hehe. makasih banyak yaaa makasiiiiih :”) maafkan balesannya pendek banget huhu. makasih banyak yaaa ami udah mampir dan bacaaa hihi.

      Like

  15. Abhilasha says:

    Pas baca bagian “Kau pernah membayangkan ada orang lain yang juga rela melakukan apa pun demi keselamatanmu?” Itu reflect teriak ‘HOSEOK?!??!’.

    Waaaahhhh bener bener Ga nyangka itu si hoseok:’) suka banget lah sm ff ini:’) Terima kasih ka Fika, udah buat cerita sebagus ini yg nemenin aku pas lagi insom huhu. Ka fika jjaanng!!!!!

    Like

Leave a comment