LDS, 2018
Rumah adalah sumber ansietas terbesar saya begitu langit menggelap.
[4 drabbles.]
***
Rumah saya bertingkat karena dulunya kos-kosan, tetapi sekarang sudah lama tidak difungsikan lantai duanya. Palingan pagi dan sore saja saya pakai olahraga. Kalau malam, dia dibiarkan dalam keadaan terkunci, kecuali jika ada tamu yang menginap.
Masalahnya, saya sering mendengar langkah kaki di atas ketika saya terbangun dini hari, padahal kan tidak ada orang?
Malam ini, saya bakal tidur sendirian di kamar karena sepupu saya pergi ke rumah temannya sampai besok. Sial. Saya harap bunyi berisik itu tetap berada di atas. Akan lebih menyeramkan soalnya kalau tiba-tiba tidak kedengaran.
Saya tidak mau bangun ‘berdua’ besok pagi!
Dulu, di halaman rumah saya, yang ditanam cuma dua batang pohon palem yang berbatang lurus tanpa ranting. Namun, pohon palem itu sudah tua dan daunnya yang lebar-lebar akan membahayakan orang bila terjatuh, jadi dua pokok tua itu ditebanglah. Semak mawar dan kamboja kemudian menggantikan mereka.
Saya tidak pernah menyukai siluet pohon beranting banyak di film-film horor. Tahulah, semua anekdot tentang bayangan menyerupai tangan itu. Pohon kamboja ketika meninggi memberikan kesan serupa, tetapi saya kemudian sadar.
Pohon kamboja sering ditanam juga di pekuburan.
Bukan mustahil, kan, sebuah tangan sungguhan menjebol tanah yang meliputi akar?
Ya Tuhan. Lagi-lagi noda kecokelatan di dinding. Pasti ini dari rembesan air hujan semalam. Langit-langit kamar saya memang sering kebocoran pada musim-musim basah begini, lalu setelah kering, esok harinya warna putih dinding saya sudah berubah. Sungguh, padahal kamar saya kan baru dicat ulang!
Jengkel dengan kebocoran berulang ini, saya menelusuri noda rembesan ke langit-langit. Siapa tahu di sana ada retak rambut? Atau kalau tidak, saya akan tetap tahu titik mana yang rawan bocor dan barangkali perlu perlindungan ekstra. Ini catatan penting untuk renovasi berikutnya supaya estetika rumah tidak rusak oleh hal sepele begini.
Namun, yang saya temukan di ujung garis-garis kecokelatan bukan noda tak beraturan bekas genangan di balik langit-langit.
Ada cap tangan merah kotor di sana, pada bagian kukunya memanjang ke bawah–dan saya mengumpat.
Jendela yang tersibak tirainya pada saat gelap memang mengundang rasa takut, bukan?
Kali ini, mari kita membicarakan jendela kamar orang tua saya. Karena kamar orang tua saya besar, otomatis jendelanya juga lebih besar dari jendela kamar saya. Berbatasan langsung dengan sisi kebun yang sudah dialihfungsikan jadi tempat pembuangan bongkaran sementara setelah renovasi rumah, jendela ini sudah lama tidak dibuka lagi. Engselnya sudah seret, maka fungsinya sekarang hanya untuk pintu cahaya saja.
Saat kecil, saya masih tidur di kamar ini. Biasanya, Ibu akan meminta saya untuk tidur siang juga, lalu saya akan terbangun sekitar pukul lima sore. Warna biru langit pukul lima agak tua dan kusam, tetapi tidak segelap biru malam. Sinar sewarna ini membentuk siluet dari tanaman-tanaman di luar kebun yang kadang membuat takut saya, jadi saya selalu tidur membelakangi jendela. Sayangnya, hal tersebut tidak menjamin saya bangun membelakangi jendela pula, lalu suatu hari, itu terjadi.
Ketika saya membuka mata, siluet tanaman kebun dan warna biru kusam langit pukul lima menyapa dari balik kosen. Yang berbeda adalah sepasang kaki yang tampak menggantung dari atas, entah punya siapa.
Saya tidak ingin tahu juga. []
Reblogged this on Sevency.
LikeLike
Kzl deh pas sendirian di kos malah bacanya beginian 😦 jadi keinget jurnalrisa kan
Untung masih sore.
LikeLike
aku sampe nyari jurnalrisa apaan. begitu ketemu kagak berani ngeklik isinya kkkk
makasih sdh baca (dan takut)!
LikeLiked by 1 person
Halo Lianaa, apa kabar?
Aku lagi di kamar kos sendiri lalu baca ini dan kebetulan jendela kamar kosku ini deketan sama pohon tapi pohon mangga yang banyak buahnya 😂 (oke malah curhat). Seperti yang sudah-sudah tulisan Liana memang bagus dan kali ini horornya dapat. Semangat menulis cerita yang lainnya juga ya 😁
LikeLike
wah halo kak! 😀 ati2 ya kak ntar ada yg ngintipin~ mkasih sdh mampir!
LikeLike
eh. aku nyampek kene gegara teman di watty nyaranin wp iki
dan eng ing eng
ada dirimu
beh
awakmu iki sebener e anok geg blog opo ae se?
kok bertebaran kyok cintaku padamu. huwek
iki crito seng mbok upload dek IG iku kan?
ternyata bermuasal dari wp iki toh
LikeLike
lho makane cek en wp pribadiku tah. ndik kono kan onok ‘also writing in’ ndi ae
akeh aku. ffn, fictionpress, watty, wp seventeen, wp iki, wp exo ahaha
iki takupload ning IG sik baru ndik kene
LikeLiked by 1 person