Balada Tukang Tunda Pekerjaan

Balada Tukang Tunda Pekerjaan © Fantasy Giver

.

“Udeeeh, tugasnya kerjain besok aja!”

—Jupri, 20, tukang tunda pekerjaan paling piawai satu kampus.

.

.

“Oi, Jup, udah belajar?”

Yang namanya Jupri, kalau dapat pertanyaan seperti itu dari teman sekelasnya, pasti punya dua respons. Antara (satu) dia panik dan migraine-nya kambuh—biasanya masa-masa UTS dan UAS—atau (dua) ketawa-ketiwi pasrah. Eh, respons-respons itu ada artinya, lho. Kalau reaksinya yang pertama, maka tandanya dia sudah belajar (… sedikit, alias belum selesai, tapi ada usahanya. Hargailah). Sementara kalau balasannya yang kedua, berarti RIP. Blue screen. Bye-bye. Sentuh buku saja baru tadi pagi sebelum berangkat.

Namun ternyata pagi ini, ketika temannya yang rajin nan cerdas tapi herannya masih punya waktu untuk kongkow-kongkow asyik di kantin fakultas bareng selinting tembakau, Ghani, bertanya dari samping sesaat sebelum dia duduk, respons Jupri agak berbeda.

“Hah? Belajar buat apa?”

Boelah. Lupa dia.

“Lah? Bangun, woi! Lo masih ngigo, ya? Orang udah diingetin dari semalem kalo hari ini ada kuis!” balas Ghani berapi-api. Dia juga tak pegang buku, sih. Di tangannya cuma ada ponsel—tapi tak seperti Jupri yang sama sekali unarmed, ponsel canggih berharga di atas lima juta itu sudah dibekali e-book bajakan karena harga textbook asli mahal sekali. Yah, namanya juga hidup; beli ponsel mahal bisa, eh buat buku harus mikir sepuluh kali.

“Anjrit, kenapa lo nggak pc gue? Udah tau gue jarang buka grup,” jawab Jupri tidak mau kalah. Stage two: denial. Bukannya intropeksi diri, malah menyalahkan temannya. Dalam panggung kehidupan, yang seperti ini sudah biasa, kok. Tidak aneh.

Si Jupri mulai menyusun strategi. Langkah pertama: melirik jam di depan kelas kemudian—hancur.

Panik, panik.

Kalau Jupri punya kebiasaan legendaris berjudul dua respons setiap ada ujian, maka dosen matkul pagi ini juga punya kebiasaan tak kalah terkenal tiap kuliah: datangnya kelewat tepat! Mahasiswa juga suka bingung bagaimana dia bisa datang pas jarum pendek di angka delapan dan jarum panjang plus detik menyentuh angka dua belas. Mungkin kapan-kapan seseorang harus membuat penelitian tentang hubungan ketepatan waktu masuk dosen ketika masuk kelas dengan tingkat stres mahasiswa. Tidak nyambung, ya? Maaf, deh.

Ya ampun, astaga dragon, duren dibelah dua belas! Jupri hanya punya waktu lima menit!

Dan benar saja, di saat otak Jupri masih terbakar bak ladang gambut memikirkan bagaimana cara menyerap materi satu bab dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, bunyi ketuk-ketuk sol pantofel Yang Mulia Pengajar dan Penyambung Nyawa Mahasiswa Tingkat Tiga mulai terdengar. Jupri pasrah; sama sekali tak ada niat mengandalkan Ghani atau siapa pun mahkluk kelasnya yang sempat belajar. Eh, iya, dong. Begitu-begitu, Jupri masih anti-nyontek! (“Eh, omong-omong, propaganda anti-nyontek bisa dibaca kalau nge-klik nama penulis di atas, terus cari cerita yang posternya Moon lagi ngupil,” bisik Ghani ditengah kekalutan Jupri. Dia bingung kenapa mulutnya bisa bicara sendiri.)

Selanjutnya, Jupri terlihat menarik napas lamat-lamat kala Sang Dosen mulai membongkar map. “Ghan, doain gue ya, bro, nggak ngulang semester depan. Udah dua kali dapet C, nih.”

Ghani merespons dengan menepuk pundak sohib-nya. Ekspresinya patut diacungi jempol—begitu meyakinkan dan menyentuh—jika mereka berada di lahan luas yang isinya gundukan-gundukan dan batu bertulis, alih-alih di kelas.

Detik demi detik pun berlalu. Jupri masih gelisah menanti kertas dibagi dan soal diperlihatkan. Menunggu namanya dipanggil Sang Pencipta, atau … yah, keajaiban bahwa ia superhero berkemampuan kamuflase dengan bangku hitam dan tembok krem di belakang mereka deh, paling tidak, jadi bisa menghindar sekali lagi dari nilai C.

Lho, tapi Sang Dosen kok malah buka laptop dan menyuruh kelompok minggu depan presentasi?

Wajar, dong, salah satu anggota dari kelompok yang disebut protes—meski protesnya agak menyebalkan buat Jupri, sih. Bunyinya begini, “Pak! Kok nggak jadi kuis? Saya ‘kan masih presentasi minggu depan.”

“Kuisnya saya undur minggu depan dengan asdos karena pertemuan berikutnya saya tidak bisa hadir. Kamu presentasi saja sebisanya hari ini. Sudah ada bahannya, ‘kan?”

Dosen lebih tinggi dari raja. Kata-katanya lebih sakti dibanding titah. Sebab itu pula, jawaban dari si mahasiswa penuntut kuis slash tertiban sial karena presentasinya dimajukan tidak terdengar oleh Jupri lantaran telinganya terisi nyanyian malaikat.

Oey vey! Dia berada di puncak rantai makanan! Hidupnya masih berlanjut! Kelulusannya (semoga; bisa jadi; kemungkinan kecil) tepat waktu! Hore! Hore! Hore!

Sementara beberapa teman sekelas yang ambisius menggeram sebal karena ilmu yang dipelajari semalaman tidak jadi dipakai, senyum Jupri malah melengkung semenawan pelangi.

“Hoki tuh. Minggu depan, belajar lo,” tuntut Ghani sambil menyelipkan ponselnya di kantong. “Enak banget—tau gitu mending gue futsal tadi malem.”

Jupri merilekskan posisinya. “He. He. Heeee. Dicariin Billy lo semalem. Sabtu malem maen, ya.”

“Yoi.”

Dan nasib Jupri terselamatkan hari itu! Semua orang suka happy ending, ‘kan? Maka, kisah ini tamat dengan etis dan elegan!

Oh, hampir lupa! Last and least, kalau ada yang mau menjadikan cerita ini bahan untuk tugas analisis unsur intrinsik Bahasa Indonesia yang selalu sama dari SD—SMA, moral value  a.k.a amanat yang bisa dipetik adalah: tuh ‘kan, kadang ada untungnya jadi tukang tunda pekerjaan.

Jadi, yeah, selamat menunda pekerjaan! Sampai jumpa! Dadah!

.

Fin

.

.

A/N:

  1. Haeeeee. Me back! Me back! Kangen sekali pada WS dan isinya yang emeizinggg. Pada Mbak Q tercinta. Pada kalian semua, readers terkeren sepanjang masaaaa! Apa kabar? Huhuhu. Maaf yaa, dateng-dateng bawa karya absurd dan ga jelas begini. Mana tata penulisannya random sekali.
  2. Tbh, me too, a procrastinator. Senunda-nunda itu sampai akhir-akhir ini kalo ngerjain tugas pasti HOUR-2. Pagi-pagi baru deh kebakaran, heeee. Don’t try this anywhere.
  3. Moral value eksplisitnya sesat. Tapi implisitnya hayooooo semoga nggak pada close minded, yaa :))
  4. Sampai ketemu, cinta-cintakuuu! ❤

22 thoughts on “Balada Tukang Tunda Pekerjaan

  1. Miss of Beat R says:

    Kemaren juga abis nonton youtuber masuk kuliah
    dan telat yg malah ternyata ngga ada kelas dan baca ini tuh ngga tau kenapa kayak pengingat diri aja klo emang orang beruntung di atas segalanya sayang beruntung itu langka momennya huhuhu
    Btw, i miss you Evin, kangen aku seriuss sama kamu dan tulisanmu
    Semangat Vin sebagai freshman kkk

    Like

    • Fantasy Giver says:

      kak ardaaaaaaaan! i miss you toooo 😦 udah lama banget ga ngobrol-ngobrol, hehe. apa kabaaar?

      iya, makanya itu untuk mengantisipasi ketidakhokian, maka diperlukan persiapan lebih alias jangan procrastinating (tp sendirinya gitu, hiks). makasih banyak yaa, kak ardan! semangat terus! ❤

      Like

  2. aminocte says:

    Haii Eviin, ceritamu mahasiswa bangeet. Sukaa..
    Kalau dari yang aku tangkap, pesan moral eksplisitnya adalah yang sudah disebutkan di akhir cerita. Yang implisitnya, jangan menunda pekerjaan kayak si kelompok minggu depan itu. Jadi, ada hikmahnya menunda seperti Jupri, tapi kalau lagi kena gilirannya, menunda pekerjaan bisa jadi bumerang. Jadi nggak ada salahnya untuk tidak menunda pekerjaan, belajar, maupun tugas lainnya :). Moga-moga aku nggak salah tangkap yaa :D.

    Keep writing, Evin :).

    Salam,
    Pengguna e-book kuliah bajakan karena textbook asli harganya bisa sampai setengah juta sebiji 🙂

    Liked by 1 person

    • Fantasy Giver says:

      halooo, kak ami!

      sebenernya pesan moral implisit yang aku masukin rada banyak, sih. kayak kejujuran, plagiarisme (textbook tidak bisa dihindari kalau di kampus, sih, masalahnya. tapi tugas jangan sampe), terus nyalahin orang atas kesalahan diri sendiri, tepat waktu, keterbukaan, terus jangan procrastinasting (jelas). dan itu pun yang eksplisit sebenernya sarkasme bukan maksudku “ayo kita tunda kerjaan aja!” gitu hehe. lebih ke sindirian ajaa, supaya ga nunda.

      me myself masih berusaha ga nunda pekerjaan, tapi emang susah banget ya kalo udah males :(( huhu.

      makasih kak amiiii! semangat terus yaaa! hidup pengguna e-book bajakan! ❤

      Liked by 1 person

  3. jungsangneul says:

    Kak eviiin akhirnya aku bisa mampir ke tulisan kakak :’) Daaan aku ngikik ngikik sendiri pas baca ini. Bahasanya sangat kekinian hihi. Daan yah, suka sama genre comedy yang full abis dengan latar college-life. Anyway, mau membetulkan aja kalo respon itu bakunya respons, lho. Selebihnya sudah oke. Dann pesan implisitnya tentu saja nunda pekerjaan itu seperti dua sisi mata uang, untung-untungan bisa selamat apa engga. Gitu sih menurutku. Tapi ya aku sendiri lebih baik bikin skala prioritas. Tunda yg ga terlalu penting dan lakukan yang lebih penting dulu 🙂

    Keep writing, kakak!!

    Like

    • Fantasy Giver says:

      haloooo, niswa! wiiiih, seneng banget kamu dateng, hehehehe ❤ makasih yaaaa.

      iya, sengaja pake bahasa kekinian nih biar lebih greget HAHA. dan makasih lhoooo koreksiannya udah kubenerin. nambah pengetahuan banget, hehehehe.

      sebenernya pesan moral implisit yang aku masukin rada banyak, sih. kayak kejujuran, plagiarisme (textbook tidak bisa dihindari kalau di kampus, sih, masalahnya. tapi tugas jangan sampe), terus nyalahin orang atas kesalahan diri sendiri, tepat waktu, keterbukaan, terus jangan procrastinasting (jelas). dan itu pun yang eksplisit sebenernya sarkasme bukan maksudku "ayo kita tunda kerjaan aja!" gitu hehe. lebih ke sindirian ajaa, supaya ga nunda.

      setuju sama kamu kalo skala prioritas tuh penting banget! aku juga bikin, cuma kadang kalau udah capek kecampur males, wah, udah ancur semua. jangan ditiru yaa, nis. hehehe.

      makasih yaa, udah baca dan komentar! kamu semangat terus sekolahnyaaaa! serius, wajib banget menikmati masa sekolah sebab kuliah itu………… (404 not found)

      Liked by 1 person

  4. dhamalashobita says:

    Wah eviiin! Khas mahasiswa sekali. Hehehe.
    Begitulah mahasiswa, menunda tugas . Wkwkwk. Dan aku manggut2 pas lihat penganut ebook bajakan karena harga ebook selangit.
    XD
    Keep writing evin!

    Like

    • Fantasy Giver says:

      haloooo, kak malaaaa! ❤

      HAHAHA iya ya. apalagi kalo udah capek, terus males, yaelah itu mah dikerjain dua jam sebelum kelas 😦 haha. nah, iya kan, kak. ebooknya aja selangit, gimana textbook cetak 😦 hidup e-book bajakan! hehe.

      makasih banyak kak malaaa! semangat terus! ❤

      Like

  5. futureasy says:

    TWINNIE WINNIE BITTIEEEEEEEEEE!!!!! ❤ Sori tadi cuma aku like soalnya aku lagi ngejer laporan ahuhuhuhuhu. Aduh, Jupri! Hidupmu hoki meskipun C udah dua. Jup, senyumnya jangan kelewat lebar. Bisa bahaya keselamatanmu kalo dilihat sama anak-anak ambisius (HAHAHAHA). Wah ofkors! Hayo semua jangan pada close-minded yaaa! Implisitnya tentu dapet dong! tapi marilah biarkan dia stay hidden 😀 Anw, aku seneng banget liat kamu lagi! ❤ Semangat untuk kuliah kita yaaaw!

    p.s : semoga kelompok yang disuruh maju galupa bawa ppt yaw hahahaha

    melovethis, evin ❤ ❤ ❤

    Like

    • Fantasy Giver says:

      MY TWINNIEEEEEEEEEEEEEE ❤ ❤ ❤ ❤ HALO COLLEGE GURL, KIW KIW HEHEHE btw laporannya jangan ditunda-tunda, dhil, nanti kayak jupri.

      Jupri itu emang penuh kehokian hahahaha dia manusia terajaib sekampus lah pokoknya, doain lulusnya ga telat ya HAHAHA makasih dhilakuuuu yang sedang belajar ekonomi :")) kamu juga semangat terus lah untuk segala-galanya! ❤ ❤ me loves you soooo much, my twinnie!

      Liked by 1 person

  6. shiana says:

    Kak evin omooo udah lama nian shia nggak baca tulisan kakak. Dan ini heung sangat kekinian dan bahasanya asoi geboi :(( enak banget parah dan komedinya khas banget. Terus endingnya juga HAHAHAHA aku mencium bau sarkasme. Tbh aku juga sama kayak jupri, tapi bedanya hokiku tengkurap banget :((

    Eniwei, semangat nulisnya kak!!

    Like

    • Fantasy Giver says:

      halo, shiaaaa! iyaa, udah lama banget ga ngeliat kamu nih, huhu. kangeeen ❤

      bahasanya masa kini biar masuk konteks biar makin greget HAHAHA dan ini emang isinya sarkasme di mana-mana. kita bertiga sama jupri harus bikin asosiasi procrastinator deh 😦 aku udah sedih bgt makin ke sini makin males ngerjain tugas. doain ga separah jupri yaa, hehehe.

      makasih banyak, shiaaa! semangat terus ya, sayang! ❤

      Like

  7. Kryzelnut says:

    Ini Kak Evin bukan yhaa maaf aku mengalami masalah dengan mengingat nama. Btw, salam kenal, aku Gaby dari garis 99!

    Bahasanya neomu gawl tapi tetep aku seneng banget bacanya ngalir deres seperti menstruasi hari pertama. Nda. Komedinya juga dapet abizzzz aku senyum2 sendiri sepanjang tulisan. Dan ini ff-nya typically me banget WKWKWK hobi nunda pekerjaan. Etapi lihat2 dulu sih. Kalo dikumpulinnya jam pertna yha aku kerjainnya……….h-1. (((gak guna))) (((sesat)))

    Anyway aku gak jago soal implisit2an but apakah itu jangan nunda pekerjaan??? Karena keuntungan tak selamanya berpihak padamu

    Keep writing, Kak Evin!

    Like

    • Fantasy Giver says:

      bener koook ini evin, hehe. halo gabyyyy! kita pernah kenalan deh, kalau ga salah, ya hehehe.

      HAHAHAHA metafora kamu. masih mending h-1, percayalah sama aku, gab. hehehehe. terus sebenernya pesan moral implisit yang aku masukin rada banyak, sih. kayak kejujuran, plagiarisme (textbook tidak bisa dihindari kalau di kampus, sih, masalahnya. tapi tugas jangan sampe), terus nyalahin orang atas kesalahan diri sendiri, tepat waktu, keterbukaan, terus jangan procrastinasting (jelas). dan itu pun yang eksplisit sebenernya sarkasme bukan maksudku “ayo kita tunda kerjaan aja!” gitu hehe. lebih ke sindirian ajaa, supaya ga nunda.

      makash banyak yaaa, gaby!!

      Like

  8. Ms. Pang says:

    EVIN WELCOME BAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAACCCCCCCCCCCCKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!! AH GEMAS BANGED EVIN DAH MABA SEKARANG TAPI KYOTNYA TETEP AMBYARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!

    Nih asli yang terakhir: “tuh ‘kan, kadang ada untungnya jadi tukang tunda pekerjaan.” aku ngakak setan tiap inget temen-temenku yang gigih belajar melengos sedih kalo kuis dicancel while aku jejingkrakan XD #slaps #okeinitidakpatutdicontoh

    Tapi emang sih, kadang tidak bisa dipungkiri kita sebahagia itu di atas penderitaan kawan yang sudah belajar.
    Abisnya kalo kita mulu yang sedih gegara kelupaan kan di mana keadilan dunia ini…? (gakgitujuga)

    EVIN INI KECE, FEELS GREGETNYA NYAMPE!!!

    SEKALI LAGI WELKAMBEEEEKKKK!! MISYUSOMUCHIEEEESSS ❤

    Like

    • Fantasy Giver says:

      KAK FILZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZZ KAK FILZ KAK FILZ SUMPAH KUKANGEN SEKALIIIII ❤ ❤ ❤ ❤ ❤ ❤

      iya nih, kak, ternyata kuliah ga seenak itu ((menyesal)) ((gak)). hehe. entah kenapa ya aku kalo ada ulangan atau kuis atau pengumpulan tugas ditunda tuh malah seneng sendiri, meskipun udah belajar HAHAHA jadi kita bisa bikin asosiasi juga nih bareng jupri, wkwk.

      Abisnya kalo kita mulu yang sedih gegara kelupaan kan di mana keadilan dunia ini…? (HAHAHAHAHA)

      makasih kak filzku yang paling mantap seduniaaaaaa! semangat terus yaa, kaaaak! ❤ ❤

      Liked by 1 person

    • Ms. Pang says:

      “Abisnya kalo kita mulu yang sedih gegara kelupaan kan di mana keadilan dunia ini…? (HAHAHAHAHA)”–EVIN FOR PRESIDENT YES PLS ❤

      Like

  9. myk says:

    Evinnnnnnnn, wah kalu kembali, nak. Aku kangen juga baca tulisan evin setelah sekian lama dan pas balik malah bawa tulisan kaya gini.

    Aku kan kesel.

    Hahahahha, ini aku banget lah ya. Dan buat mahasiswa di luar sana yang sama kaya aku pasti bisa relate banget sama ini. Yang terakhir mau aku jadiin quote of the day pokoknya. Hahaha atuhlah vana jadi ketauan

    Like

    • myk says:

      Ih kepotong

      selama ini rupanya seorang mahasiswa tukang tunda pekerjaan hahaha. Pokoknya evin semangat yawww, ciyeee yang jadi maba. ^^

      Like

    • Fantasy Giver says:

      haloooo, kak vana! iya nih, akhirnya bisa nulis lagi, aku udah kangen banget hahahaha xD

      aku gatau sih, kak, tapi emang di dunia kuliah itu tekananannya segede itu buat procrastinating (apa aku doang? huhu) kayak kalo punya waktu luang, aku milih buat tidur deh, huhu.

      makasih banyak yaa, kak vana!

      Like

  10. Deliadeaa says:

    Hai, salam kenal kak! Aku pembaca baru di sini, dan lagi taraf ngubek2 bacaan, terus langsung tertarik sama judul cerpen kakak (relatable banget sama aku soalnya lol) kadang aku juga pernah kek si Jupri ini ya ampun. Sebagai mahasiswa saya seperti melihat potongan kisah hidup saya di sini wkwk (gak kok, gak separah Jupri tapi tetep procrastinate sih hehe) kocag seru gitu pembawaan mas Jupri. Aku salut samu kamu mas, yg ga nyontek walau kepepet<3 Salut juga sama kakak penulis yang bisa meramu ini cerita jadi kocag dan menghibur, dua jempol buat kakak! Paragraf terakhir ngakak parah si wkwkwk

    Like

Leave a comment