Time’s Up

by futureasy

(mini event : truk pantura)

Aku sudah tak menunggu jandamu lagi

.

.

.

Malam itu Richard memarkirkan mobilnya di antara sedan dan BMW lain. Beberapa orang sibuk bertukar bisik kala pria berjas hitam itu berjalan menuju gerbang utama. Lucunya, Richard tahu siapa saja yang membicarakannya. Alexis Clark menyikut Nakamoto, yang kemudian menepuk punggung Gerard Own. Richard mengangkat satu tangan pada mereka, mengangguk sebelum melanjutkan perjalanan. Pria dua puluh enam tahun itu diselubungi nostalgia, maniknya menatap tiap detail ruangan yang ia lewati. Sudah lama sekali. Terakhir kali Richard menginjak tempat ini adalah 8 tahun lalu. Bagi kau yang masih penasaran, ya, Richard tengah menghadiri reuni akbar sekolah menengah atasnya.

“Richard?”

Olivia Hall—mantan ketua ekstrakulikuler debat dan crush terbesar Richard sewaktu SMA—menyapanya. Wanita itu memegang limun, menatap Richard dengan kerlip aneh—apa itu kagum?

“Olivia,” sapanya.

Diam-diam Richard kembali dihantam memori bahwa dulu ia selalu kehilangan napas di depan lawan bicaranya itu. Richard Stones adalah satu dari banyaknya lelaki yang jatuh hati pada si kembang sekolah, Olivia Hall. Pria bersurai platinum itu biasanya memperhatikan Olivia dari jarak yang jauh, tak punya nyali untuk mendekatinya. Ampun, kalau ada lelaki paling tak-berusaha dalam membangun kisah cinta, itu ialah Richard. Jadi dengan keberanian yang melebihi dirinya di masa lalu, Richard mengambil segelas anggur, “Kabarmu baik, Liv?”

Wanita di depannya memoles senyum, bibirnya merah di bawah cahaya lampu taman. Dia meneliti penampilan Richard dari kaki hingga kepala, lantas menjawab dengan suara halus, “Oh, benar-benar baik, Richard. Baru saja lepas dari Robert, aku ini.”

Olivia menunjuk Robert Collin—pria berjanggut yang tengah sibuk bercengkerama dengan beberapa teman lelaki. Tadinya, Richard tak punya gambaran apa yang akan ditemuinya malam ini. Termasuk fakta bahwa Olivia Hall resmi bercerai dengan Robert—kekasihnya semenjak SMA. Ia meneguk anggurnya, mengangguk paham. Olivia memangkas jarak di antara mereka, memaksa Richard untuk melepaskan ruang pribadinya. Wanita itu memegang dasinya, berbisik, “Aku tahu kau yang mengirimkan surat cinta pada malam sebelum prom, Richard.”

Sayup-sayup terdengar musik bergenre jazz di sudut lain taman sekolah, sementara beberapa alumnus di sekitar mereka sibuk berbicara dan tertawa kencang. Richard mengambil napas dalam, kemudian membuangnya sebelum berkata, “Well, apa kau ingat isinya?”

Olivia mengulas senyum asimetris, menatapnya tepat di mata.

“Aku tak perlu mengingat kata demi kata untuk tahu seberapa besar kau mencintaiku, Richard.” jawabnya, manik mengerling manja.

Richard menyeringai, “Right.” katanya.

Temperatur di sepetak lahan itu meningkat sama mulusnya dengan pendekatan Olivia Hall. Wanita itu kini berjarak kurang dari setengah lengan, nyaris menyandarkan tubuhnya pada Richard. Pria itu tak menunjukkan tanda-tanda keberatan. Ada gemuruh kemenangan di kepalanya, bersorak atas pencapaian terbesar dalam memori bersama Olivia. Karena, jujur saja, terakhir kali Richard nyaris mengungkapkan perasaannya pada Olivia—gadis, dia sudah lebih dulu ditolak dalam bentuk pengumuman di kantin sekolah.

‘’Richard Stones—anak yang tak pernah bicara pada perempuan itu? Jangan bodoh, Terry. Meliriknya saja pun aku tak sudi.”

Richard sampai heran sendiri kenapa ia masih sempat mengirim surat cinta pada malam sebelum prom. Olivia menaruh gelasnya di meja, masih mengunci pandangan mereka. Kini wanita itu kembali sambil melewati batas personalnya, berbicara dekat sekali dengan telinga Richard, “Kautahu, Richard. Aku masih membuka kesempatan bagimu—sebagai balasan untuk surat cintamu dulu.”

Detik itu seharusnya menjadi detik paling tidak nyaman bagi segenap mata yang memandang mereka, pun dengan mantan suami Olivia. Namun, Richard agaknya tak acuh. Pria itu menyentuh pinggang  Olivia, membawa bibirnya ke telinga si wanita sebelum membisikkan, “Kautahu, Olivia? Aku sudah tak menunggu jandamu lagi.”

Ada kejut yang terpeta jelas di paras jelita Olivia Hall bahkan setelah Richard pergi dari sana, menyeberangi halaman untuk mencapai mobilnya. Ada gemuruh lain di kepala Richard, gempitanya lebih hebat daripada yang tadi. Pria itu tersenyum pada pantulan dirinya di spion, dia menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum menyalakan mesin mobil. Well, yang tadi itu benar-benar sukses.

—fin.

 

A/N:

  • Happy mini event truk pantura! Hahaha
  • Bener-bener baru ditulis barusan nih, guys. Kebiasaanku kalo abis ngerjain tugas, jadi dapet ide buat fic hahaha. Jadi mohon maaf yang sedalam-dalamnya apabila ada yang error—kuyakin ada.
  • Kritik dan saran sangat diterima!
  • Teruntuk Q dan segenap keluarga besar ws, maaf nih aku baru post lagi dan baru memenuhi event ini huhuhu.
  • Salam kenal semuanya! Aku Dhila, 98l 🙂

20 thoughts on “Time’s Up

    • futureasy says:

      NABIIIIIIL!! aww thank you, dear!

      ahahaha god bless that quote! ayo pastikan nipahs lebih keren dari quote abang truk pantura X) makasih ya bil udah mampir 😉

      Like

  1. dhamalashobita says:

    Yesss.. aku baca pertama langsung mikir beuh ini truk pantura bisa jadi begini. Dahsyat amat. Bahahaha..
    Keren, Dhil! And congrats sudah menyelesaikan mini event-nya. Woohoo!
    Aku masih mikirin topik mertua nih buat event truk pantura. Wkwkwk
    Keep writing dhiluuuu 😘😘

    Liked by 1 person

    • futureasy says:

      Kak mala halooooo! 😀

      Ahahahaha aku aja yang ngetik gapake mikir langsung tak tik tak tik aja kak :’) tautau loh kok namanya Richard, loh kok Olivia. Tapi lega juga udah nyelesaiin eventnya hehe! Ayo kak mala! ditunggu postingan mini eventnya!

      topik mertua kok aku malah langsung kepikiran reza rahadian ya????? XD hm (dasar fans)

      anyway terima kasih udah main ke sini, kak malaaa! ❤

      Like

  2. Adelma says:

    SLAAAAAAY banget dhiluuuuuuu, dari prompt cem truk pantura aja hasilnya jadi kece banget gila gila. sangar banget ya ampun ga ngerti lagi hahaha. dan dan dan aku suka banget tuh endingnya, waaaaks hatiku ikut-ikutan tepuk tangan buat kesuksesan richard dalam menjatuhkan liv pffftttt. pokoe keren ini dhillll, keep writing yaw!

    Liked by 1 person

    • futureasy says:

      KAKNISA OMG HALOOO!
      Kakak pake sihir apa sih kak kok kalo kakak komen ficku aku langsung bersukaria dan dugun dugun ahahahaha X) Wih iyanih Richard sangar banget aku senang dia membalas Olivia XD

      aku seneng kalo kakak sukaaaa ❤ ditunggu postingannya, kak!

      makasih kaknisa udah mampir dan komen iniiii ❤ ❤ ❤

      Like

    • futureasy says:

      haloo kaklianaaaaa! 😀
      aw classyyyy x) kusenang kusenang. Iya kak Richard emang top banget dibales perbuatannya. Yoksi kakliana! Betul! Nilai moralnya jangan sombong karena roda bakal berputar dan jangan merendahkan orang lain. Ihihihi ❤ makasih kakaaaak!

      Like

    • futureasy says:

      Halo, Hanna! Salam kenal aku Dhila 98l 😀

      Ehehe, thank you 🙂 Seneng deh kalo kamu suka ini. Anyway makasih udah mampir ke sini yaa! 😀

      Like

  3. shiana says:

    Kakdhiluuu! Ini keren maks. Nggak nyangka promptnya bakal diubek jadi fiksi yang begini. Huhu. Mas Richard. Agak kesal ya dengan Olivia.
    Keep writing yang oke-oke kakdhil!!

    Liked by 1 person

    • futureasy says:

      Shiaaaa! Hai! 🙂 Hehehe makasih, Shia! Iya nih Olivia, begitu liat Richard yang sekarang tbtb jadi nempel huh!

      thanks udah mampir ya shiaa! kamu kapan dong post mini eventnyaaaa. semangaattt ❤

      Like

  4. angelaranee says:

    Kakdhiluuuuu ini bagus banget heu :” Padahal waktu dikasih event truk pantura yang ada di pikiranku tuh mau nulis fiksi dangdut koplak ala-ala, tapi kenapa kakdhilu bisa bikin fiksi se-classy iniihhh >< Richard savage sekali wkwkwk kusuka karakter dia di sini, deh! Btw buat Olivia, hati apa kabar tuh hahaha… Selain itu menurutku dia emang sengaja nempel-nempel ke Richard di depan umum nggak, sih? Heu entahlah aku kan sok tau sangadh xD Oh ya, "bmw" tuh bukannya harusnya ditulis "BMW" ya kak? Cuma mau koreksi itu aja, sih, hehehe… Wes pokoke keep writing aja buat kakdhilu ❤ ❤ ❤

    Liked by 1 person

    • futureasy says:

      Hai, Rani! 😉 ahahahaha x) yowis bikin dangdut koplak ala-ala, ran! kalo sama rani jadinya kece laaaaah! Yes, indeed. Richard savage sekali ahaha. Sama, ran! aku suka nih yang bales dendam bales dendam gini. Iya, ran. Dia sengaja, apalagi Richard udah keren kan sekarang, udah gakayak dulu. Nooo, kamu gak sok tau. Iyaap! ampun untung ada kamu! barusan aku koreksi, ran! makasih ya sayyyy ❤ ❤ sip! rani juga keep writing 😉

      Like

  5. jungsangneul says:

    Halo kadhiluuuu. Duh duh rajin amat mba, aku sendiri masih sibuk dengan proyek ini itu dan belum menyentuh fiksi pendek agak lamaan nihh huhu. Anywayy terlepas dari classy dan sadisme-nya Richard (yaampun aku suka banget namanya, ahaha jadi inget Richard Oh di thanks to-nya bukunya Dee), ada sedikit error. Seperti prom, jazz, genre yang mestinya cetak miring. Bergenre harusnya pakai strip (-) jadi ber-genre. Daaaan bmw harusnya BMW. hihi. Selebihnya ini kesan luarnya dapet banget joha joha johaaaa ❤ sukses ya kak, keep writing!!

    Liked by 1 person

    • futureasy says:

      Halo niswaku sayang! ❤ hehehe, ini juga aku tiba-tiba ketimpuk ide jadi langsung ngetik dan selesaiin, nis. Tadinya aku ragu ngasih nama dia Richard bcs the name Richard sounds like gay, no? Ini yang kutunggu 😀 aku tau banget fic ini gak sempurna, makanya nunggu mata-mata teliti untuk mengoreksi 🙂 Siap, nis! udah aku edit. Makasihyawww ❤ Btw, genre di kbbi kan juga ada ya. Jadi apa masih perlu kukasih strip?

      Awwww thankyou, dear! ❤ Yep! Niswa jugaa, sukses dan keep writing yaa! 😉

      Like

  6. Primrose Deen says:

    DHILU THIS IS SO CLASSY OMG BYE
    Ga nyangka slogan di belakang truk yang rasanya pengen disalip tiap ketemu itu bisa se-classy ini di tanganmu :”

    Dah. Nggak bisa komen lagi. Too incredible.
    THIS IS A NICE START. Congrats! 🎉🎉
    Keep writing, futureasy-nim! ❤

    Liked by 1 person

Leave a comment