Photo by: Tiago Camargo
Ditulis oleh qL^^
Untuk event ospek Writers’ Secrets dengan genre humor.
—
Tita itu keponakanku yang lucu, tapi mengasuhnya sering kali membuat otakku mendidih. Oh, tidak! Jangan salah sangka! Dia bukan tipe anak rewel, kok. Justru dia sangat menggemaskan. Dengan mata bulat, pipi tembam, cara bicara cadel dan wajah polos ingin tahu, dia suka bertanya macam-macam yang membuatku pusing tujuh keliling. Dia kelewat pintar untuk anak seusianya. Mau bagaimana lagi, intelegensi tinggi memang diwariskan turun-temurun dari ayahnya.
Mula-mula, sebagai pencitraan tante yang baik, semua pertanyannya kujawab dengan serius. Dia pernah bertanya kenapa jantung berbunyi dug-dug-dug, lalu kujawab karena jantung memompa darah. Lama-kelamaan pertanyaan Tita nyaris menyaingi kuis-kuis ilmiah di televisi. Kapasitas otakku tidak memadai. Belum lagi aku mulai malas menjawab pertanyaan anak kecil dengan serius. Saat kakakku mengandung lagi, Tita bertanya adik bayi datangnya dari mana. Hayo, mau jawab apa, coba? Kuputuskan menjawab dengan jurus jitu: asbun alias asal bunyi. Toh walaupun dijawab sekarang, nanti juga dia lupa. Dibawa pesawat, jawabku. Aku tahu dia mau bertanya lagi, tapi terlanjur kusogok es krim.
Ketika kakakku melahirkan, mau tak mau aku mengasuh Tita lagi. Kami duduk di sofa sambil menonton drama dan berbagi camilan.
“Tante, kok ibu itu rambutnya putih?”
Duh, dia mulai lagi.
“Itu namanya uban,” jawabku singkat.
Kening Tita berkerut. “Kenapa rambutnya ada uban?”
Ah, kesempatan. “Soalnya dia punya anak yang suka nanya. Kalau anaknya nanya terus, si ibu jadi berpikir. Setiap kali berpikir bakal bikin rambutnya jadi beruban.”
Tita mengangguk-angguk sok mengerti. “Oh, pantas Tante nggak punya uban.”
-Fin-
a.n: halo, ini Kiki! Cuma mau bilang, lega banget akhirnya bisa nulis dark humor. Yippy! Bener-bener out of comfort zone. Special thanks buat Fika, KakPut, dan Q yang sabar banget menghadapi proses draft-review-rewrite-ku yang panjang. ♥♥♥
Reblogged this on My Story, My Fiction World and commented:
Akhirnya ….
LikeLike
antara tante ‘nggak mikir’ atau tante ‘belum punya anak’ wkwkwk
Anak kecil mah bebas ya~ hahaha
semangat menulis, Kak Kiki~ 🙂
LikeLike
#senyummisterius
Makasih udh baca kaa :*
LikeLiked by 1 person
GOKIL UGHA NIH SI TITA HAHAHAHAHAHA. Endingnya nyenggol ih 😀 Bisa aja si Tita. Suka deh sama karakter aku-nya. Berasa banget dia sebagai adik perempuan yang belum menikah dan masih muda. Selamat sudah keluar zona bermain! 😉
LikeLike
Hahaha Tita said thank you for Tante Dhila atas pujiannya 😀
Makasih udh baca dhiil :*
LikeLiked by 1 person
parah parah
untung sepupuku yg masih precil2/? ga ada yg kayak tita gitu bisa2 aku dibilang ga beruban juga *ya emang ga beruban sih *tapi makna tersiratnya itu lho -.-
keren kak kiki, keep writing!
LikeLike
*ketawa miris*
Makasih udah baca Li 🙂
LikeLike